Wednesday, October 17, 2012

Sekilas Mengenai Sinusitis


Sinusitis merupakan istilah dalam kedokteran untuk menyebutkan adanya infeksi atau peradangan pada sinus. Jadi sinusitis bukanlah sebuah penyakit, melainkan komplikasi dari penyakit lain dan tidak menular ataupun merupakan penyakit turunan. Gejalanya seperti kondisi mendadak pilek, hidung tersumbat, dan nyeri wajah yang tidak hilang setelah lebih dari 10 hari. Sinus sendiri merupakan rongga yang berisi udara yang terletak dalam rongga kepala disekitar hidung.

Ada beberapa macam kategori sinusitis, yaitu sinus frontalis (terletak didahi), sinus maksilaris (terletak di dalam tulang pipi), sinus etmoidalis (terletak dibelakang batang hidung di sudut mata) dan sinus sfenoidalis (terletak di belakang dahi). Setiap sinus berhubungan dengan hidung untuk pertukaran udara dan ingus (sekresi). Hidung dan sinus dilapisi selaput lendir yang berhubungan satu sama lain.

Disini sinusitis dibagi dalam dua tipe besar, yakni berdasarkan lamanya penyakit (akut, sub akut, kronis) dan berdasarkan jenis peradangan yang terjadi (infeksi dan non infeksi). Dinamakan sinusitis akut apabila lamanya penyakit ini kurang dari 30 hari. Sub akut jika lamanya penyakit antar 1 samapai 3 bulan, sedangkan jika lebih dari 3 bulan disebut sinusitis kronis. Infeksi atau peradangan sinus umumnya terjadi dari kelanjutan infeksi hidung. Setiap kondisi dalam hidung yang menghambat aliran keluar cairan hidung cenderung menyebabkan infeksi dari sinus dan gejalanya pun bervariasi tergantung dari tipe infeksinya. Gejala umum yang timbul yakni berupa hidung tersumbat dan adanya cairan ingus dari belakang hidung yang menetes ke hulu kerongkongan. Nyeri yang disertai dengan sakit kepala, wajah terasa berat, demam bahkan hingga sakit gigi juga menjadi gejala sinusitis.

Pasien sinusitis bisa mengalami demam yang berhubungan dengan sinusitis yang diderita sekitar 25 persen. Beberapa pasien akan merasakan sakit kepala bertambah hebat bila posisi kepala dalam keadaan menunduk. Pada sinusitis yang disebabkan oleh alergi, maka penderita juga akan mengalami gejala lain yang berhubungan dengan alerginya, seperti gatal pada mata dan bersin. Nyeri di dahi merupakan gejala khas sinusitis frontalis. Nyeri pada rahang atas dan gigi merupakan gejala infeksi sinus maksilaris. Nyeri diantara kedua mata, nyeri kalau pinggiran hidung disentuh, hidung tersumbat dan tidak membau merupakan gejala sinusitis etmoid.

Jadi yang perlu diperhatikan bahwa sinusitis itu tidak menular. Yang menular itu pileknya. Sinusitis bisa sembuh dengan sempurna apabila ditangani dengan tepat. Tetapi masih juga bisa terkena lagi. Menurut penelitian yang ada 2 dari 7 penderita pilek, terkena sinusitis. Dan dari jumlah tersebut 45 persennya bisa sembuh tanpa pengobatan. Banyak orang yang tidak menyadari jika dirinya mengidap sinusitis, karena memang gejalanya mirip dengan flu. Segera periksakan ke dokter apabila sedang mengalami gejala serupa dalam jangka waktu yang lama. Bisa saja di diagnosis mengidap sinusitis, walau tidak tertutup kemungkinan masih dalam tahap rhinitis alergika. Biasanya si penderita akan menjalani rontgen sinus paranasalis untuk memastikan benar tidaknya si penderita terkena sinusitis. Jika sudah bisa dipastikan terkena, maka ada tiga tahapan pengobatan yang akan dilakukan, yakni tahap pengobatan dengan mengkonsumsi antihistamin dan antibiotik, bisa juga ditambah dengan dekongestan agar hidung yang mampet bisa berkurang, kemudian apabila tahap pertama belum berhasil, maka akan dilakukan langkah fisioterapi. Jika hal tersebut masih belum berhasil juga, maka langkah yang terakhir adalah operasi dengan membersihkan sinus.

Gejala sinusitis antara lain :
-     Nyeri dan tertekan pada wajah. Nyeri tumpul berdenyut atau tekanan yang menandakan sinusitis akibat tekanan yang ditimbulkan oleh jaringan yang meradang pada ujung-ujung syaraf di dinding dalam sinus.
-     Postnasal Drip. Lendir secara normal mengalir dalam jumlah kecil ke dalam hidung dan turun ke belakang tenggorokan sebelum tertelan. Selama infeksi, produksi lendir meningkat, lebih kental dan berwarna hijau atau kuning. Perubahan warna lendir disebabkan oleh campuran bakteri dan sel darah putih, sebagai tanda bahwa tubuh telah melawan infeksi yang berlangsung. Lendir yang kental dan berwarna hijau inilah yang seringkali turun ke tenggorokan dan disebut postnasal drip.
-  Berkurangnya daya pengecap. Indra pengecapan yang normal bergantung pada keutuhan sensasi penciuman. Jika indra penciuman terganggu, fungsi indra pengecap juga menjadi berkurang.
-   Batuk. Ketika lendir mengalir ke bagian belakang tenggorokan, mungkin akan menyentuh pita suara dan memicu respon batuk.
-    Nafas berbau. Lendir kehijauan yang terinfeksi mengandung bakteri dan bahan buangan yang mengeluarkan bau busuk.
-     Hidung tersumbat. Pembengkakan selaput hidung dan peningkatan pembentukan lendir menyebabkan si penderita sulit bernafas melalui hidung. Penyumbatan ini dapat mengenai satu atau kedua sisi hidung.
-    Berkurangnya daya penciuman. Membengkaknya selaput di hidung dapat menghambat molekul bau yang penderita hirup mencapai reseptor penciuman sehingga daya penciuman menjadi berkurang.

Didapat dari berbagai sumber…….

No comments:

Post a Comment