Wednesday, April 9, 2014

Menghindari Bengkak dan Cedera Lebih Dini dengan Sport Physiotherapy

Bagi yang memiliki hobi olahraga, masalah cedera sering membuat was-was. Jika telah cedera, penanganannya pun tidak boleh sembarangan, karena bisa fatal. Biasanya yang dilakukan sebagai solusi untuk menangani cedera otot maupun tulang yakni dengan melakukan pemijatan. Namun hal tersebut bukanlah solusi terbaik dalam dunia olahraga.

Pemulihan terbaik untuk atlet atau olahragawan saat cedera adalah dengan cara terapi. Dan terapi ini pun dibagi dalam dua kategori diagnose yakni kategori ringan dan kategori berat. Untuk kategori ringan biasanya dilakukan cara-cara beristirahat (rest), mengompres bagian yang cedera dengan es (icing), mengurangi tingkat gerak pada sendi (compression) dan meninggikan posisi bagian yang cedera (elevation). Langkah ini dilakukan hingga 3 hari untuk mengurangi rasa nyeri dan mencegah pembengkakan.

Kalau untuk cedera berat, penanganannya dilakukan dengan mengombinasikan beberapa alat terapi. Terapi yang dilakukan salah satunya dengan cara exercise. Adapun alat bantu yang digunakan untuk exercise therapy berupa balance board, foam roller, gym ball, theraband, bosu balance, dsb. Tujuan terapi exercise adalah mengembalikan kekuatan pada otot pasca cedera. Gerakannya diantaranya yakni balance board. Dilakukan dengan cara berdiri dengan satu kaki dengan tangan telentang, dengan tujuan untuk melatih keseimbangan dan untuk mengukur tingkat kekuatan pada otot kaki pasca cedera. Kemudian dengan cara gym ball. Tujuannya adalah untuk melatih kekuatan otot paha. Selain itu gerakan penguatan otot juga perlu dilakukan.

Exercise therapy juga dapat dilakukan oleh atlet atau olahragawan yang tidak mengalami cedera dengan tujuan sebagai terapi pemeliharaan anggota gerak agar tidak terjadi kekakuan. Ada banyak lokasi cedera yang sering dialami oleh para olahragawan atau atlet. Cedera yang sering dialami adalah cedera otot dan tulang bagian lutut, siku, pinggang dan mata kaki. Cedera tersebut biasanya ditimbulkan oleh benturan dan posisi yang salah saat bergerak. Untuk pemulihannya biasanya minimal satu minggu, dan untuk cedera berat tergantung juga pada kondisi jaringan dari tiap-tiap individu.

Selain exercise therapy, bisa juga menggunakan electrotherapy. Alatnya bisa menggunakan infra red. Penggunaan infra red bertujuan untuk memperlancar peredaran darah pada bagian tubuh yang diduga mengalami cedera. Cara pengoperasiannya dengan cara menyorotkan cahayanya selama lebih kurang 10 menit. Cara ini biasanya juga dilakukan untuk terapi atlet yang sering mengalami kram.
Selain itu ada alat lain yang digunakan, yakni dengan menggunakan  Transcutaneus Electrical Nerve Stimulation (TENS) yang bekerja dengan menstimulasi syaraf menggunakan listrik melalui kulit. Aliran arus listrik dengan tegangan rendah ini memberikan efek seperti dipukul-pukul dan getaran-getaran. Proses terapi ini dilakukan selama lima menit. Berfungsi untuk mengurangi rasa nyeri pada cedera. Biasanya untuk cedera di daerah punggung sampai pinggang. TENS tidak memiliki resiko efek samping namun tetap harus waspada bagi pengguna alat picu jantung kalau alat ini menggunakan listrik.

Alat lainnya yakni ultrasound. Alat ini merupakan alat yang mengubah energi suara menjadi energi panas. Alat ini akan menimbulkan rasa ngilu pada bagian yang diterapi. Rasa ngilu tersebut terjadi karena panas yang ditimbulkan ultrasound sedang berproses memperbaiki jaringan yang rusak. Namun jika jaringan tidak rusak, maka hanya akan terasa panas saja.

Hal-hal yang dilarang saat cedera :
-   Massage, pemijatan merupakan hal yang kurang tepat. Jika salah mendiagnosa bisa jadi cedera yang semula ringan akan menjadi berat karena salah dalam pemijatan. Gunakan pertolongan pertama dengan metode RICE, setelah itu bisa dilakukan dengan rangkaian terapi untuk mengatasinya.
-    Alkohol, pemberian alkohol juga bukan pertolongan pertama yang tepat, karena alkohol juga menyebabkan rasa panas seperti halnya minyal dan balsam.
-  Running, diartikan tetap melakukan aktifitas berat. Hal tersebut akan memperparah kerusakan pada jaringan yang mengalami cedera. Sebaiknya saat anda merasakan kejanggalan atau nyeri pada bagian tertentu segera periksakanlah.
-    Heat, hindari rasa panas. Banyak orang yang mempunyai persepsi bahwa mengoleskan balsam atau minyak yang menimbulkan rasa panas dapat menyembuhkan cedera. Namun hal tersebut kurang tepat dalam dunia olahraga. Cara yang tepat untuk menanganinya adalah dengan mengompres menggunakan es. Cedera pada aktifitas olahraga bisa dipastikan pembuluh darah mengalami gangguan. Rasa dingin yang ditimbulkan dari es akan membuat pembuluh darah menyempit, sehingga mengurangi rasa sakit, memar dan bengkak. Sedangkan rasa panas akan membuat pembuluh darah semakin melebar, sehingga aliran darah akan menuju pada yang cedera dan menimbulkan bengkak, rasa nyeri dan memar.


Didapat dari berbagai sumber……..

No comments:

Post a Comment