Tuesday, March 13, 2012

Mari Belajar Aksara Jawa Secara Praktis ( Let's Learn Java Script )

Oleh : M. Sugeng Haryono, SE, SP.d

Negara Indonesia adalah negara yang memiliki aneka ragam budaya. Dari Sabang sampai Merauke, terpampang berbagai macam kebudayaan, adat istiadat, agama, kesenian, kesenian daerah, dan berbagai keaneka ragaman lainnya. Salah satu karya terunik di negara ini adalah Aksara Jawa. Aksara Jawa adalah alat komunikasi bagi suku Jawa sebelum adanya negara Indonesia. Menurut legenda, Aksara Jawa ini diciptakan oleh Aji Saka. Pendekar muda yang berhasil mengalahkan Prabu Dewatacengkar dari Negara Medangkamulan. Ternyata dalam Aksara Jawa ini tidak hanya berupa bait/huruf saja, melainkan ada makna tertentu didalamnya. Dalam bahasan ini kita tidak akan membahas arti dari Aksara Jawa itu sendiri, tetapi kita kita hanya akan belajar membaca dan menulis Aksara Jawa. Uniknya, Aksara Jawa ini perhurufnya tergabung antara huruf konsonan dan vocal yang menjadi satu.

AKSARA JAWA

Huruf utama :














PASANGAN

Pasangan ini berfungsi untuk membuat huruf didepannya menjadi huruf konsonan saja (huruf mati). Untuk penempatannya ada dua macam. Kalau aksara Ha, Sa, dan Pa diletakkan sejajar dengan huruf utama, dan selain ketiga huruf tersebut, penempatan aksaranya diletakkan dibawah huruf depannya.

Macamnya yaitu :









SANDANGAN
Sandangan ini fungsinya adalah membuat Aksara Jawa menjadi kalimat yang bisa digunakan untuk berkomunikasi dan berinteraksi.

Macamnya adalah :
Tanda baca wulu : Fungsinya untuk membuat huruf vokalnya menjadi (i)

 
Contohnya menjadi i / hi











Tanda baca suku : Fungsinya untuk membuat huruf vokalnya menjadi (u)











Contohnya menjadi : u / hu




















Tanda baca taling : Fungsinya untuk membuat huruf vokalnya menjadi (é)









Contohnya menjadi é / hé








Tanda baca taling tarung : Fungsinya untuk membuat huruf vokalnya menjadi (o)








Contohnya menjadi o / ho













Tanda baca pêpêt : Fungsinya untuk membuat huruf vokalnya menjadi (ê)












Contohnya menjadi ê / hê














Tanda baca layar : Fungsinya untuk membuat aksara tersebut berakhiran (r)











Contohnya menjadi ar / har








 
Tanda baca wignyan : Fungsinya untuk membuat aksara tersebut berakhiran (h) mati









Contohnya menjadi ah / hah













Tanda baca cecak : Fungsinya untuk membuat aksara tersebut berakhiran (ng) mati












Contohnya menjadi ang / hang












Tanda baca pangkon : Fungsinya untuk membuat aksara tersebut menjadi mati/paten. Perkecualian matinya hanya khusus untuk di akhir kalimat









Contohnya menjadi h

Jika yang dipangkon adalah aksara na, maka patennya menjadi (n).











Tanda baca Cakra Ra : Fungsinya untuk membuat aksara tersebut belakangnya ada tambahan/ditempeli ra










Contohnya menjadi kra









Tanda baca Cakra Keret : Fungsinya untuk membuat aksara tersebut belakangnya ada tambahan/ditempeli rê













Contohnya menjadi kre











Tanda baca Cakra La : Fungsinya untuk membuat aksara tersebut belakangnya ada tambahan/ditempeli la. Posisi berada dibawah depan/kiri












Contohnya menjadi kla










Tanda baca Cakra Wa : Fungsinya untuk membuat aksara tersebut belakangnya ada tambahan/ditempeli wa













Contohnya menjadi swa











Tanda baca pengkal : Fungsinya untuk membuat aksara tersebut belakangnya ada tambahan/ditempeli ya










Contohnya menjadi pya


Pa cerek : bacaannya sama dengan ra yang dipêpêt yakni rê


Nga lelet : bacaannya sama dengan la yang dipêpêt yakni rê



Tanda baca titik


Tanda baca koma


Praktek :

 Dibaca  : bapak

 Dibaca : ibu

 Dibaca : barêng

Dibaca : glêpung

 Dibaca : klapa

 Dibaca : krêtêg

 Dibaca : kyai

 Dibaca : lélé

 Dibaca : lêmu

 Dibaca : putra

 Dibaca : swara

 Dibaca : swiwi

 Dibaca : tindak

 Dibaca : tumbas


Angka Jawa :


Selamat belajar ya.....

12 comments:

  1. Bagus Mas,,, kreatif n atraktif nih..

    ReplyDelete
  2. om.. om.. Bedanya pepet dengan pa cerek atau nga lelet itu apa sii om? Saya kebetulan bukan wong jowo, ning pengen biso nulis jowo.. mentok di bab satu itu.. apa sense nya yang beda ketika ngucap 'lelaki' atau 'remuk redam' dsb? Apa yang membedakan dari kata2 tsb sehingga kita bisa menentukan mesti di Pepet atau harus di Pa Cerek atau Nga Lelet.. mohon pencerahannya om? Atau gini ajja.. kalo bisa, tulisen wae, kata apa ajja yang mesti pake Pa Cerek dan Nga Lelet sebanyak mungkin om.. Mugia Rahayu Sagung Dumadi (Y)

    ReplyDelete
    Replies
    1. pada sampel di atas.. bagaimana cara akang ngebedain antara kata Glepung, Bareng, Lemu, Kreteg dsb itu mesti di Pepet atau di Pa Cerek dan Nga Lelet??? Atau orang Jawa punya sense yang beda terhadap kata2 tersebut? Wahh kalu itu masalahnya, lalu gimana dengan yang bukan wong jowo kang mas, gmn cara kami membedakan mana yang mesti Pepet, mana yng mesti Pa Cerek dan Nga Lelet..?!?!? (Iki seriusan iki ndoro) (Y)

      Delete
  3. ada dua huruf pada aksara jawa yaitu ra dan la yang tidak boleh menggunakan pepet..hal ini berkaitan dengan penjelasan ilmu falsafah dan rohani (bundelan tali rasa pada tubuh manusia) ra berada pada kecer hati sehingga tidak boleh dipepet atau diikat sedangkan la berada pada punuk sehingga juga tidak boleh dipepet agar manuasia tetap hidup..sehingga digunakanlah ckre keret,nga lelet untuk le dan pa cerek untuk re

    ReplyDelete
  4. Kalo pasangan di Cakra bisa nggak?

    ReplyDelete
  5. Makasih, sangat bermanfaat buat belajar

    ReplyDelete
  6. Mantab mas infonya, saya dulu pernah belajar waktu SD udh lupa semua, untung ada blog ini, buat bantu ajarin anak yg masih SD hehe.. sedikit masukan setau saya aksara jawa start nulisnya kebanyakan dimulai dari bawah. Jadi huruf yg seperti huruf "n" itu sekali tarik garis dari bawah kiri keatas dan turun kebawah kanan¹, bukan seperti kita bikin huruf "n" dimana mulai tarik garis dari pojok kiri atas, jadi tidak ada sisa garis seperti pada huruf "n" (garis kecil pojok kiri atas huruf).

    ReplyDelete
  7. Matur nuwun mugi² lancar drejekine ne amin 🤲

    ReplyDelete