Tuesday, April 3, 2012

Kenali Kelainan Gigi Anda : Tips Pemasangan Behel yang Benar


Di berbagai kasus kelainan gigi, struktur gigi yang menjorok ke depan adalah kasus yang paling banyak ditemui. Alhasil, penanganannya pun dicari yang paling umum, yakni dengan memasang behel atau kawat gigi. Tren menggunakan behel atau kawat gigi meningkat tajam sejak beberapa tahun yang lalu. Apalagi sekarang tren itu sudah merebak ketika para artis idola juga ikut menggunakannya. Selain menambah kesan imut, pemasangan behel memang berguna untuk memperbaiki masalah gigi yang menonjol ke depan. Tetapi yang perlu diperhatikan adalah syarat utama untuk memasang kawat gigi pada anak adalah dengan melihat kondisi gigi. Yang pasti yaitu gigi susu sudah harus berganti dengan gigi permanen. Disamping itu, pemasangan ini harus atas keinginan si kecil, agar si kecil tetap merasa nyaman-nyaman saja, dan bukan paksaan dari orang tua. Soalnya efek dalam minggu pertama adalah si kecil merasa tidak nyaman sewaktu makan.

Memperbaiki gigi ketika beranjak remaja bukanlah hal yang salah. Tetapi masalah ini akan lebih baik jika diatasi sejak dini. Sebab, sejatinya masalah kelainan struktur dan susunan gigi sudah bisa dideteksi sejak balita. Biasanya perawatan gigi dimulai sejak usia 12 tahun. Berbagai treatment tentunya harus disesuaikan dengan problem yang dialami. Sebagai contoh, ditemukan adanya kelainan bentuk pada gigi si kecil. Dalam kondisi biasa, mungkin bisa diatasi dengan memasang behel. Tetapi pada anak-anak yang pertumbuhan gigi permanennya belum sempurna, penanganannya biasanya diawali dengan perwatan tahap pertama atau interseptif. Setelah gigi permanen lengkap, barulah dilakukan perawatan definitive, yakni dengan memasang kawat gigi. Pemasangan kawat gigi harus berdasarkan dengan rekomendasi dokter. Mengingat kondisi tulang pada anak-anak lebih lunak daripada orang dewasa. Jika salah pada awalnya, maka hal itu akan berpengaruh hingga dewasa kelak.

Untuk menghindari rasa tidak nyaman di mulut, disarankan menkonsumsi makanan yang bertekstur lembut. Sebagai contoh bubur atau makanan yang mengandung kuah. Karena makanan yang keras akan mempermudah lepasnya behel. Jangan lupa, setelah memasang behel, harus secara rutin control ke dokter gigi. Paling tidak dua minggu sekali untuk memantau kondisi gigi si kecil secara medis. Dan kawat gigi jangan dipasang terus menerus, jika kondisi gigi sudah rapi.

Masalah lain soal gigi adalah penyempitan rahang atas yang parah. Kondisi tersebut dapat diatasi dengan pelebaran lengkung rahang atas dengan menggunakan alat ekspansi. Atau bisa juga adanya gangguan pertumbuhan rahang yang menimbulkan efek serupa. Yaitu, rahang atas terlalu kecil jika dibandingkan dengan rahang bawah. Pemecahan masalahnya adalah dengan melebarkan rahang atas dan penarikan rahang atas ke depan dengan menggunakan alat orthodontic extra oral yang dikenal dengan face mask.  Bila bentuk rahang bawah kecil, disarankan untuk memasang alat myofunctional yang dinamakan twin block. Fungsi dari alat ini adalah merangsang pertumbuhan rahang bawah ke depan. Kasus-kasus tersebut akan lebih efektif jika dilakukan pada anak pada masa pertumbuhan. Sebab, kebiasaan buruk pada anak-anak bisa juga mengakibatkan kelainan. Sebagai contoh, kebiasaan menghisap ibu jari yang secara tidak disadari dapat mengakibatkan gigi menjadi tonggos.

Kebiasaan-kebiasaan tersebut sebenarnya bisa dihentikan. Sebagai misal, si kecil yang hobi mendorong lidah ke depan yang dapat mengakibatkan timbulnya celah antara gigi bawah dan gigi atas. Kebiasaan itu bisa diatasi dengan memberikan habit breaker. Fungsinya untuk menghalangi anak melakukan kebiasaan buruknya. Bila kebiasaan itu tidak dilakukan lagi, maka gigi-gigi tersebut akan bergerak kea rah normal kembali.

Sebaiknya perawatan gigi dilakukan sejak masih anak-anak, tidak saja baik buat penampilan, tetapi juga bagi kesehatan si kecil. (MSH)
Dikutip dari berbagai sumber.

No comments:

Post a Comment