Saturday, July 14, 2012

Punya Anak ??? Siapa Takut ???


Banyak ibu muda yang mengeluh menghabiskan ratusan ribu hingga jutaan rupiah dalam sebulan untuk membeli susu formula. Tetapi hal tersebut tidak akan terjadi pada ibu yang memberikan Air Susu Ibu (ASI) hingga anak berusia 2 tahun dan membuat sendiri makanan pendamping ASI.  Tidak ada kata mahal untuk memberikan asupan makanan bergizi pada tahun pertama untuk si buah hati. Karena , seorang ibu diberi anugerah sepasang payudara yang memproduksi ASI sebagai makanan pertama bayi.

Jika dibandingkan, kandungan ASI merupakan yang terlengkap dan tidak tertandingi, karena mengandung zat gizi yang secara khusus diperlukan untuk menunjang proses tumbuh kembang otak dan memperkuat daya tahan alami tubuh bayi. ASI juga mengandung laktosa, lemak, oligosakarida dan protein yang seimbang. Yang unik, kandungan nutrisi tersebut sangat mudah dicerna dan diserap oleh pencernaan bayi. Susu formula yang beredar di pasaran tidak bisa memenuhi semua zat gizi tersebut dan harganya juga mahal. Untuk produk susu dengan harga murah, satu bulan bisa mengeluarkan uang sekitar Rp 500 ribu rupiah, Sedangkan untuk produk yang mahal antara 1 – 2 juta sebulan hanya untuk membeli susu saja, belum untuk keperluan yang lain. Apalagi jika ketika sedang bepergian dengan si keci. Tambah ribet lagi. Kita harus mempersiapkan botol susu, termos air panas, dan alat seabrek lainnya.

Bandingkan jika kita memberikan si buah hati dengan ASI. Kita tidak perlu repot-repot membawa berbagai kelengkapan untuk si buah hati. Kita hanya membawa apron untuk menutupi payudara saat menyusui. Demikian juga dengan makanan pendamping ASI. Makanan ini diberikan setelah bayi berusia 6 bulan. Dan itu tidak harus kita memberikan bubur buatan pabrik. Ibu bisa membuat makanan pendamping ASI sendiri. Sebagai contoh, tepung beras yang dicampur dengan ASI (bubur susu), nasi tim dengan campuran sayur (wortel, bayam dan lain sebagainya), atau lauk pauk (daging sapi, daging ayam, ikan laut, dll). Bagi bayi yang diberi ASI, akan lebih mudah memberikan makanan pendamping ASI dibanding susu formula.


ASI sedikit atau tidak lancar atau sibuk dengan pekerjaan jangan dijadikan alasan untuk tidak memberikan ASI. Ibu yang enggan memberikan ASI, biasanya merasa kurang percaya diri atau kurang mendapatkan dukungan dari tempat pelayanan kesehatan dan lingkungan. Padahal 1 jam setelah lahir, bayi sudah harus disusui. Pihak medis juga harus melakukan inisiasi menyusu dini, sehingga bayi aktif menyusu ke Ibunya. Semua ibu sehabis melahirkan pasti bisa menyusui, karena produksi ASI sudah ada sejak masa kehamilan. Sejak kehamilan berumur 20 minggu, didalam tubuh sang ibu atau payudara, sudah ada produksi ASI atau kolostrum, namun belum keluar karena pengaruh hormon estrogen dan progesteron. Ketika melahirkan, hormon tersebut berkurang, sehingga hambatan untuk kerja prolaktin tidak ada. Gerakan memerah dan menghisap dari si bayi merupakan rangsangan agar produksi ASI semakin banyak. Biasanya produksi awal ASI sekitar 25 cc sehari. Jumlah tersebut sudah mencukupi kebutuhan bayi, karena ketika baru lahir, lambung bayi hanya seukuran bola kelereng. Setelah tiga hari, lambung bayi membesar seukuran bola pingpong dan bisa menampung 50-55 cc per hari. Bukan hanya pada bayi saja manfaat dari pemberian ASI ini, tetapi bermanfaat juga bagi sang Ibu. Sang Ibu lebih tenang dan bisa terhindar dari Sindrom Baby Blues, mengurangi pendarahan dan mempercepat proses penurunan berat badan atau pelangsingan sang Ibu.

Dalam pelaksanaan pemberian ASI eksklusif dan lanjutan hingga dua tahun, peran sang ayah harus juga dilibatkan. Disini ayah harus memberikan ibu kesempatan untuk menyusui dan menciptakan suasana menyenangkan. Ciptakan suasanan senang, tidak stress dan tidak lelah agar kualitas ASI bagus. Suami atau ayah sebagai orang yang terdekat dengan istri harus memahami bagaimana menciptakan suasana senang bagi istri yang sedang menyusui. Ayah atau suami pun bisa membantu pekerjaan rumah yang biasanya dikerjakan oleh istri agar ibu atau istri tidak mudah lelah. Sebagai contoh, memandikan atau mengganti popok si buah hati. Atau juga membantu menggendong si kecil di waktu senggang. Hal tersebut juga bisa membantu kedekatan antara ayah dengan anak. Selain itu ayah harus juga mau peduli dengan memberikan motivasi agar si ibu  mau menyusui. Ini dilakukan kepada ibu yang enggan atau sedang mengalami titik jenuh dalam meyusui.

Didapatkan dari berbagai sumber.

No comments:

Post a Comment