Sunday, November 4, 2012

Bagaimana Pola Makan Untuk Lansia ?


Ketika manusia sudah semakin uzur bukan berarti kondisi kesehatannya juga ikut menurun. Perlu diperhatikan pola makan untuk lansia agar nafsu makan tetap terjaga dan tentunya juga tetap harus dipilih makanan yang tepat untuk mereka. Jadi masa lansia tidak harus loyo, tetapai masa yang penuh dengan semangat, produktif dan energik.

Departemen Kesehatan menggolongkan lansia menjadi tiga kelompok umur. Yang pertama adalah kelompok lansia dini (usia 55-64 tahun). Kelompok ini termasuk kelompok yang baru memasuki masa lansia. Kelompok kedua adalah kelompok lansia yang berusia 65-70 tahun, dan kelompok yang ketiga adalah lansia yang berusia lebih dari 70 tahun. Perubahan usia juga akan mempengaruhi nafsu makan seseorang. Itu disebabkan dengan adanya perubahan fisiologis. Seperti perubahan pada panca indera, esofagus, dan lambung.

Perubahan panca indera terutama pada “rasa” terjadi karena sekresi saliva atau air ludah berkurang hingga 75 persen yang akibatnya terjadi pengeringan di rongga mulut. Sensitivitas terhadap rasa akan berkurang, terutama rasa manis dan asin. Keadaan ini akan mempengaruhi nafsu makan dan dengan demikian asupan gizi juga juga akan terpengaruh. Kejadian seperti ini biasanya dimulai pada usia 70 tahun, diikuti dengan penurunan fungsi indera penciuman, penglihatan dan pendengaran.

Adanya perubahan fisik yang juga berhubungan dengan nafsu makan adalah esofagus atau kerongkongan. Lapisan otot polos esofagus dan sfingter gastro esophageal mulai melemah yang akhirnya akan menyebabkan gangguan kontraksi dan refluk gastrointestinal (aliran balik pada makanan dan asam lambung menuju mulut melalui kerongkongan) spontan. Sehingga terjadi kesulitan menelan dan makan menjadi tidak nyaman. Selain itu kerja lambung juga ikut menurun, sehingga pengosongan lambung berjalan lebih lambat sehingga orang lanjut usia akan makan lebih sedikit karena lambung terasa penuh, yang akibatnya terjadilah anoreksia. Absorbsi atau peneyrapan zat gizi berkurang dan produksi asam lambung menjadi lebih sedikit untuk mencerna makanan.

Lansia yang usianya diatas 60 tahun, sekresi HCl dan pepsin berkurang, akibatnya absorbs protein, zat besi dan vitamin menjadi berkurang. Terjadi pertumbuhan berlebih dari bakteri sehingga terjadi penurunan faktor pembentuk yang juga membatasi penyerapan vitamin B12, penurunan sekresi asam lambung dan enzim pankreas, fungsi asam empedu menurun  menghambat pencernaan lemak dan protein. Selain itu terjadi pula malabsorbsi lemak dan diare.

Karena adanya perubahan nafsu makan, maka diperlukan pola makan khusus untuk memenuhi asupan gizi seimbang yang diperlukan tubuh. Kurang selektif memilih makanan, ditambah melemahnya daya serap saluran pencernaan akan memicu ketidakseimbangan asupan protein, lemak dan karbohidrat.Selain itu juga bisa kekurangan vitamin dan mineral. Lansia harus memperbanyak makan sayuran dan buah. Hal ini perlu dilakukan untuk menghindari konstipasi (susah buang air besar) yang sering dikeluhkan oleh para lansia. Dengan mengkonsumsi buah dan sayur yang kaya akan serat, maka hal itu akan menjadikan buang air besar semakin mudah. Untuk buah-buahan, utamakan buah yang bisa dimakan dengan kulitnya karena seratnya lebih banyak. Dengan mengkonsumsi buah dan sayuran, sebenarnya lansia tidak perlu lagi mengkonsumsi suplemen makanan.

Selain buah dan sayuran, para lansia harus lebih banyak minum air putih. Kebutuhan air, yakni 1.500-2.000 ml atau setara 6-8 gelas per hari. Air menjalankan fungsi tubuh, mencegah timbulnya penyakit di saluran kemih seperti kencing batu, batu ginjal, dan lain sebagainya. Air juga berfungsi sebagai pelumas untuk tulang dan engselnya. Jadi bila tubuh kekurangan cairan, maka fungsi kelenturan tulang dan daya tahan tubuh juga berkurang. Air juga berguna mencegah sembelit, karena untuk penyerapan makanan dalam usus membutuhkan air.

Makanan yang tidak baik yang dikonsumsi untuk lansia yakni makanan yang berlemak tinggi seperti jeroan, lemak hewan, kulit hewan, santan kental dan makanan gorengan. Hal itu tidak diperbolehkan karena kebutuhan lemak lansi berkurang dan lansia juga mengalami perubahan proporsi jaringan lemak. Bukan berarti lansia tidak boleh mengkonsumsi lemak, namun konsumsi sesuai dengan kebutuhan saja. Lansia juga harus mengkonsumsi atau kalau bisa menghindari makanan yang mengandung garam natrium yang tinggi, contohnya garam dapur dan vetsin.

Baca juga artikel berikut :
http://orang-cerdas.blogspot.com/2012/09/pengobatan-alternatif-air-dahsyat-untuk_22.html

Didapat dari berbagai sumber…………

No comments:

Post a Comment