Tuesday, December 25, 2012

Posisi Yang Benar Saat Menyusui


Selama ini masih belum ada yang mengalahkan Air Susu Ibu sebagai minuman terbaik bagi bayi. Namun masih saja ada ibu-ibu yang masih enggan memberikan ASI kepada buah hatinya dengan berbagai alasan tertentu. Alasan tidak keluarlah, atau alasan bahwa payudaranya kecil. Apa anda pernah mendengar bahwa wanita dengan payudara kecil tidak memiliki ASI yang cukup untuk buah hatinya? Atau begitu pula sebaliknya bahwa bagi wanita yang mempunyai ukuran payudara yang besar mempunyai stok ASI yang melimpah buat buah hatinya? Atau ada pendapat bahwa payudara yang mempunyai puting yang kecil tidak akan bisa menyusui bayi? Ternyata anggapan tersebut hanyalah sebuah mitos yang salah kaprah.

Berapapun ukuran payudara dan bentuk puting yang bagaimanapun bagi ibu yang habis melahirkan, tetap saja bisa menyusui dan ASI tetap bisa keluar. Namun ada pengecualian yakni bagi wanita yang habis melahirkan yang telah mengalami pengangkatan payudara. Hal itu mungkin bisa disebabkan oleh putusnya kelenjar air susu pada waktu operasi tersebut.

ASI bisa keluar dan tidak tersebut dipengaruhi oleh dua hormon. Jadi bukan karena ukuran dan bentuk payudara yang dapat mempengaruhi sedikit banyaknya ASI yang dihasilkan. Atau pengaruh dari makanan atau minuman yang sering disebut untuk memperlancar ASI. Kedua hormon tersebut adalah hormon prolaktin dan hormon oksitosin. Nah, kedua hormon inilah yang harus dimiliki  oleh wanita menyusui agar ASI bisa keluar dengan lancar.

Untuk itu, bagi wanita yang melahirkan, janganlah panik ketika produksi ASI tidak lancar. Langkah yang harus dilakukan adalah terus susui bayi dan lakukan pemerahan pada saat tidak menyusui agar produksi ASI bisa meningkat. Hormon prolaktin bisa di stimulasi dengan cara dihisap bayi atau diperas atau istilahnya memerah ASI. Semakin sering dihisap, maka ASI akan semakin lancar keluarnya. Hormon lain yakni hormon oksitosin. Hormon ini biasa disebut dengan hormon kebahagiaan, karena hormon ini diperoleh pada saat kondisi wanita yang menyusui tersebut dalam keadaan bahagia. Jadi pada saat menyusui, seorang wanita tidak boleh stress dan harus dalam keadaan enjoy dan senang jika ingin produksi ASI-nya bertambah.

Dalam menyusui, tidak hanya membutuhkan semangat dari seorang ibu, melainkan juga perlu memperhatikan posisi dalam menyusui si buah hati. Posisi yang salah dapat menyebabkan ASI yang diberikan kepada banyi menjadi berkurang, dan juga bisa menyebabkan payudara ibu menjadi lecet. Banyak wanita yang belum mengetahui dengan benar bagaimana posisi menyusui bayi dengan benar, dan ini membuat seorang wanita tersebut tidak nyaman dalam menyusui dan akhirnya berakibat pula pada produktifitas ASI.

Posisi yang benar dalam menyusui adalah ibu dan bayi sejajar atau berhadapan. Kepala, dada, dan perut bayi harus menghadap ke tubuh ibu. Selain itu, perlekatan atau posisi mulut bayi melekat ke puting ibu harus juga benar. Karena jika ini semua dilakukan dengan benar, maka kecukupan ASI kepada bayi akan tercapai. Tanda kecukupan bayi dalam memperoleh ASI bisa ditandai dengan seberapa sering bayi buang air kecil? Paling tidak minimal 6 kali buang air kecil. Kesalahan-kesalahan yang banyak ditemui dalam proses menyusui adalah bayi menghadap ke atas, kemudian kepala atau mulut bayi menengok ke dada ibu. Padahal posisi tersebut juga tidak nyaman buat si bayi. Saat bayi menengok, puting tidak masuk semua, sehingga puting menyentuh ke langit-langit mulut bayi. Nah ini pula yang menyebabkan puting menjadi lecet. Selain itu ASI yang masuk juga kurang dan membuat bayi tidak kenyang-kenyang, padahal sudah disusui dalam waktu yang lama.

Dengan adanya kesalahan posisi tersebut, atau perlekatan yang salah, berat badan bayi juga lambat bertambah dan akhirnya menjadi alasan untuk menambahkan susu formula kepada bayi. Hal ini sungguh sangat disayangkan. Tidak ada batasan berapa kali si bayi harus disusui dalam sehari. Dan itu tergantung pada si bayi. Jika lapar, maka harus disusui. Berbeda dengan bayi yang diberi susu formula, bayi yang menyusu secara eksklusif memang lebih sering menyusu atau mudah merasa lapar, karena ASI memang mudah dicerna. Lain halnya dengan susu formula yang kandungannya membutuhkan waktu yang lama untuk dicerna oleh bayi.

Dengan begitu, maka jangan mudah menyerah, karena pada dasarnya semua wanita yang melahirkan tersebut semuanya bisa menyusui. Dan jangan lupa, berikan pula ASI eksklusif selama 2 tahun, karena ASI merupakan makanan terbaik buat bayi.

Didapat dari berbagai sumber…..

No comments:

Post a Comment