Saturday, April 13, 2013

Bagaimana Cara Memilih Mainan Untuk Anak ?


Begitu banyak mainan anak-anak yang beredar di pasaran. Tetapi sebagai orang tua, kadang kita tidak tahu kriteria mainan yang akan kita berikan kepada si buah hati. Banyak yang hanya membelikan saja tanpa memperhatikan sisi yang lain. Sebenarnya ada tips-tips untuk memilih mainan anak sesuai dengan usia anak tersebut agar lebih maksimal dalam tumbuh kembangnya. Tidak ada salahnya jika kita memperhatikan hal-hal dibawah ini :

Dari sisi usia :

Usia 0 – 1 tahun
Diusia ini yang difokuskan adalah perkembangan dari aspek fisik yakni motorik kasar dan motorik halus. Mainan yang cocok untuk usia ini yakni mainan yang berwarna cerah dan bisa berbunyi. Bentuk mainannya usahakan yang lebih besar untuk menghindari resiko tertelan oleh si kecil dan yang memiliki tekstur.
Contoh mainan yang cocok untuk usia ini : Bantal warna-warni dengan aneka bentuk, kotak musik, kerincingan, boneka yang bisa berbunyi, buku kain, dll.

Usia 1 – 2 tahun
Dalam usia ini, fokus perkembangan adalah dari sisi bahasa. Di usia ini si kecil mulai menirukan suara dan bunyi-bunyian yang ia dengar. Kemampuan berbahasanya menunjukkan peningkatan yang pesat dalam usia ini. Si kecil tidak akan bosan untuk berkeliling dan memegang benda yang menarik bagi dia, karena si kecil sudah mampu berjalan tanpa bantuan.
Contoh mainan yang cocok untuk usia ini : Mainan yang bisa didorong/bergerak, buku audio, balok susun, dll

Usia 2 – 3 tahun
Memasuki usia 2-3 tahun, aspek esmosi yang menjadi fokus perkembangannya. Di masa ini si kecil akan terlihat selalu sibuk dan seperti tak mengenal lelah. Masa ini adalah masa yang penuh energi. Selain pemberian mainan untuk menyalurkan energinya, orang tua juga diharapkan dapat mengenali emosi dan menyalurkannya secara adaptif dan sesuai dengan norma. Hal ini dapat dilakukan dengan cara menyampaikannya dengan permainan imajinatif atau bisa juga dengan cara bercerita.
Contoh mainan yang cocok untuk usia ini : Boneka tangan, puzzle sederhana, bola tending, buku cerita, bermain peran, dll.

Usia 3 – 4 tahun
Di usia ini aspek sosial yang perlu kita gali dari si kecil. Orang tua harus mau membantu si kecil bersosialisasi agar si kecil nantinya dapat percaya diri. Orang tua juga bisa mengajak si kecil untuk melakukan playdate dengan teman sekolah atau dengan anak tetangga. Hal ini bisa dilakukan dengan cara menyiapkan permainan untuk berdua atau bersama-sama.
Contoh mainan yang cocok untuk usia ini : Balap mobil-mobilan, main lempar dan tangkap bola, bermain raket, dll

Usia 4 tahun keatas
Memasuki usia ini yang perlu difokuskan adalah aspek kognitif (pembelajaran) si kecil. Meski anak sudah sekolah di usia ini, namun mereka masih butuh bermain. Orang tua harus memilihkan permainan yang cocok dalam mendukung aspek motoriknya. Selain itu berikan pula permainan yang imajinatif yang sifatnya mengatur strategi.
Contoh mainan yang cocok untuk usia ini : Bola basket, bersepeda, roller skate, ular tangga (mengatur strategi), kitchen set (melatih imajinasi si kecil menata ruang dapur), mainan karakter (super hero, princess), mini board, buku mewarnai, dll

Selain itu, orang tua harus dapat mengenali kriteria mainan untuk si kecil. Kriteria tersebut antara lain :

Learn
Mainan dengan kategori ini dimaksudkan adalah untuk mengembangkan kemampuan kognitif anak yaitu bahasa, atensi dan logika dengan cara yang menyenangkan. Aspek kognitif yang banyak difokuskan di usia sekolah, sebenarnya selalu ada di setiap tahapan usia. Itu sebabnya aspek yang satu ini sebaiknya perlu distimulasi bersamaan dengan aspek lainnya. Contohnya antara lain : globe, papan tulis, menyamakan bentuk dan warna, dll.

Creativity
Mainan dengan kategori ini bertujuan untuk melatih kemampuan imajinasi dan berfikir pada anak. Jenis permainan ini pada umumnya bisa dimainkan atau diperlakukan sesuai imajinasi anak. Dengan begitu, kemampuan anak untuk berfikir atau melihat suatu persoalan dari berbagai kemungkinan pun akan terlatih. Contohnya antara lain : lego, puzzle, balok kayu, dll

Motorik
Jenis permainan ini mempunyai tujuan untuk menstimulasi kemampuan motorik anak, baik itu motorik halus maupun motorik kasar. Meski aspek motorik banyak berkembang sebelum anak berusia 1 tahun, kemampuan ini akan terus mengalami peningkatan dan terus berkembang seiring dengan bertambahnya usia si kecil. Contohnya antara lain : lompat tali, bersepeda, sepakbola, dll

Didapat dari berbagai sumber……

No comments:

Post a Comment