Bagi
yang memiliki hobi olahraga, masalah cedera sering membuat was-was. Jika telah
cedera, penanganannya pun tidak boleh sembarangan, karena bisa fatal. Biasanya
yang dilakukan sebagai solusi untuk menangani cedera otot maupun tulang yakni
dengan melakukan pemijatan. Namun hal tersebut bukanlah solusi terbaik dalam
dunia olahraga.
Pemulihan
terbaik untuk atlet atau olahragawan saat cedera adalah dengan cara terapi. Dan
terapi ini pun dibagi dalam dua kategori diagnose yakni kategori ringan dan
kategori berat. Untuk kategori ringan biasanya dilakukan cara-cara beristirahat
(rest), mengompres bagian yang cedera dengan es (icing), mengurangi tingkat
gerak pada sendi (compression) dan meninggikan posisi bagian yang cedera
(elevation). Langkah ini dilakukan hingga 3 hari untuk mengurangi rasa nyeri
dan mencegah pembengkakan.
Kalau
untuk cedera berat, penanganannya dilakukan dengan mengombinasikan beberapa
alat terapi. Terapi yang dilakukan salah satunya dengan cara exercise. Adapun alat bantu yang
digunakan untuk exercise therapy
berupa balance board, foam roller, gym
ball, theraband, bosu balance, dsb. Tujuan terapi exercise adalah mengembalikan kekuatan pada otot pasca cedera.
Gerakannya diantaranya yakni balance
board. Dilakukan dengan cara berdiri dengan satu kaki dengan tangan telentang,
dengan tujuan untuk melatih keseimbangan dan untuk mengukur tingkat kekuatan
pada otot kaki pasca cedera. Kemudian dengan cara gym ball. Tujuannya adalah untuk melatih kekuatan otot paha. Selain
itu gerakan penguatan otot juga perlu dilakukan.
Exercise therapy juga dapat dilakukan oleh atlet atau
olahragawan yang tidak mengalami cedera dengan tujuan sebagai terapi
pemeliharaan anggota gerak agar tidak terjadi kekakuan. Ada banyak lokasi
cedera yang sering dialami oleh para olahragawan atau atlet. Cedera yang sering
dialami adalah cedera otot dan tulang bagian lutut, siku, pinggang dan mata
kaki. Cedera tersebut biasanya ditimbulkan oleh benturan dan posisi yang salah
saat bergerak. Untuk pemulihannya biasanya minimal satu minggu, dan untuk
cedera berat tergantung juga pada kondisi jaringan dari tiap-tiap individu.
Selain
exercise therapy, bisa juga
menggunakan electrotherapy. Alatnya
bisa menggunakan infra red. Penggunaan infra red bertujuan untuk memperlancar
peredaran darah pada bagian tubuh yang diduga mengalami cedera. Cara
pengoperasiannya dengan cara menyorotkan cahayanya selama lebih kurang 10
menit. Cara ini biasanya juga dilakukan untuk terapi atlet yang sering
mengalami kram.
Selain
itu ada alat lain yang digunakan, yakni dengan menggunakan Transcutaneus
Electrical Nerve Stimulation (TENS) yang bekerja dengan menstimulasi syaraf
menggunakan listrik melalui kulit. Aliran arus listrik dengan tegangan rendah
ini memberikan efek seperti dipukul-pukul dan getaran-getaran. Proses terapi
ini dilakukan selama lima menit. Berfungsi untuk mengurangi rasa nyeri pada
cedera. Biasanya untuk cedera di daerah punggung sampai pinggang. TENS tidak memiliki resiko efek samping
namun tetap harus waspada bagi pengguna alat picu jantung kalau alat ini menggunakan
listrik.
Alat
lainnya yakni ultrasound. Alat ini
merupakan alat yang mengubah energi suara menjadi energi panas. Alat ini akan
menimbulkan rasa ngilu pada bagian yang diterapi. Rasa ngilu tersebut terjadi
karena panas yang ditimbulkan ultrasound
sedang berproses memperbaiki jaringan yang rusak. Namun jika jaringan tidak
rusak, maka hanya akan terasa panas saja.
Hal-hal
yang dilarang saat cedera :
- Massage, pemijatan merupakan hal
yang kurang tepat. Jika salah mendiagnosa bisa jadi cedera yang semula ringan
akan menjadi berat karena salah dalam pemijatan. Gunakan pertolongan pertama
dengan metode RICE, setelah itu bisa dilakukan dengan rangkaian terapi untuk
mengatasinya.
- Alkohol, pemberian alkohol juga
bukan pertolongan pertama yang tepat, karena alkohol juga menyebabkan rasa
panas seperti halnya minyal dan balsam.
- Running, diartikan tetap melakukan
aktifitas berat. Hal tersebut akan memperparah kerusakan pada jaringan yang
mengalami cedera. Sebaiknya saat anda merasakan kejanggalan atau nyeri pada
bagian tertentu segera periksakanlah.
- Heat, hindari rasa panas. Banyak
orang yang mempunyai persepsi bahwa mengoleskan balsam atau minyak yang
menimbulkan rasa panas dapat menyembuhkan cedera. Namun hal tersebut kurang
tepat dalam dunia olahraga. Cara yang tepat untuk menanganinya adalah dengan
mengompres menggunakan es. Cedera pada aktifitas olahraga bisa dipastikan
pembuluh darah mengalami gangguan. Rasa dingin yang ditimbulkan dari es akan
membuat pembuluh darah menyempit, sehingga mengurangi rasa sakit, memar dan
bengkak. Sedangkan rasa panas akan membuat pembuluh darah semakin melebar,
sehingga aliran darah akan menuju pada yang cedera dan menimbulkan bengkak,
rasa nyeri dan memar.
Didapat
dari berbagai sumber……..