Oleh : M. Sugeng Haryono, SE,
SP.d
Negara Indonesia adalah negara yang memiliki aneka ragam budaya. Dari Sabang sampai Merauke, terpampang berbagai macam kebudayaan, adat istiadat, agama, kesenian, kesenian daerah, dan berbagai keaneka ragaman lainnya. Salah satu karya terunik di negara ini adalah Aksara Jawa. Aksara Jawa adalah alat komunikasi bagi suku Jawa sebelum adanya negara Indonesia. Menurut legenda, Aksara Jawa ini diciptakan oleh Aji Saka. Pendekar muda yang berhasil mengalahkan Prabu Dewatacengkar dari Negara Medangkamulan. Ternyata dalam Aksara Jawa ini tidak hanya berupa bait/huruf saja, melainkan ada makna tertentu didalamnya. Dalam bahasan ini kita tidak akan membahas arti dari Aksara Jawa itu sendiri, tetapi kita kita hanya akan belajar membaca dan menulis Aksara Jawa. Uniknya, Aksara Jawa ini perhurufnya tergabung antara huruf konsonan dan vocal yang menjadi satu.
AKSARA JAWA
Huruf
utama :
PASANGAN
Pasangan
ini berfungsi untuk membuat huruf didepannya menjadi huruf konsonan saja (huruf
mati). Untuk penempatannya ada dua macam. Kalau aksara Ha, Sa, dan Pa diletakkan sejajar dengan huruf utama, dan selain ketiga huruf tersebut, penempatan aksaranya diletakkan dibawah huruf depannya.
Macamnya
yaitu :
SANDANGAN
Sandangan
ini fungsinya adalah membuat Aksara Jawa menjadi kalimat yang bisa digunakan
untuk berkomunikasi dan berinteraksi.
Macamnya adalah :
Tanda
baca wulu : Fungsinya untuk membuat huruf vokalnya menjadi (i)
Contohnya
menjadi i / hi
Tanda baca suku : Fungsinya untuk membuat huruf vokalnya menjadi (u)
Contohnya menjadi : u / hu
Tanda baca taling : Fungsinya untuk membuat huruf vokalnya menjadi (é)
Contohnya menjadi é / hé
Tanda baca taling tarung : Fungsinya untuk membuat huruf vokalnya menjadi (o)
Contohnya menjadi o / ho
Tanda
baca pêpêt : Fungsinya untuk membuat huruf vokalnya menjadi (ê)
Contohnya
menjadi ê / hê
Tanda
baca layar : Fungsinya untuk membuat aksara tersebut berakhiran (r)
Contohnya
menjadi ar / har
Tanda
baca wignyan : Fungsinya untuk membuat aksara tersebut berakhiran (h) mati
Contohnya
menjadi ah / hah
Tanda
baca cecak : Fungsinya untuk membuat aksara tersebut berakhiran (ng) mati
Contohnya
menjadi ang / hang
Tanda
baca pangkon : Fungsinya untuk membuat aksara tersebut menjadi mati/paten.
Perkecualian matinya hanya khusus untuk di akhir kalimat
Contohnya
menjadi h
Jika yang dipangkon adalah aksara na, maka patennya menjadi (n).
Tanda
baca Cakra Ra : Fungsinya untuk membuat aksara tersebut belakangnya ada
tambahan/ditempeli ra
Contohnya
menjadi kra
Tanda
baca Cakra Keret : Fungsinya untuk membuat aksara tersebut belakangnya ada
tambahan/ditempeli rê
Contohnya
menjadi kre
Tanda
baca Cakra La : Fungsinya untuk membuat aksara tersebut belakangnya ada
tambahan/ditempeli la. Posisi berada dibawah depan/kiri
Contohnya
menjadi kla
Tanda
baca Cakra Wa : Fungsinya untuk membuat aksara tersebut belakangnya ada
tambahan/ditempeli wa
Contohnya menjadi swa
Tanda baca pengkal : Fungsinya
untuk membuat aksara tersebut belakangnya ada tambahan/ditempeli ya
Contohnya menjadi pya
Pa cerek : bacaannya sama
dengan ra yang dipêpêt yakni rê
Nga lelet : bacaannya sama
dengan la yang dipêpêt yakni rê
Tanda baca titik
Tanda baca koma
Praktek :
Dibaca
: bapak
Dibaca
: ibu
Dibaca
: barêng
Dibaca
: glêpung
Dibaca
: klapa
Dibaca
: krêtêg
Dibaca
: kyai
Dibaca
: lélé
Dibaca
: lêmu
Dibaca
: putra
Dibaca
: swara
Dibaca
: swiwi
Dibaca
: tindak
Dibaca
: tumbas
Angka Jawa :
Selamat belajar ya.....
Bagus Mas,,, kreatif n atraktif nih..
ReplyDeletewow..
ReplyDeleteMantap ilmunya...
ReplyDeleteom.. om.. Bedanya pepet dengan pa cerek atau nga lelet itu apa sii om? Saya kebetulan bukan wong jowo, ning pengen biso nulis jowo.. mentok di bab satu itu.. apa sense nya yang beda ketika ngucap 'lelaki' atau 'remuk redam' dsb? Apa yang membedakan dari kata2 tsb sehingga kita bisa menentukan mesti di Pepet atau harus di Pa Cerek atau Nga Lelet.. mohon pencerahannya om? Atau gini ajja.. kalo bisa, tulisen wae, kata apa ajja yang mesti pake Pa Cerek dan Nga Lelet sebanyak mungkin om.. Mugia Rahayu Sagung Dumadi (Y)
ReplyDeletepada sampel di atas.. bagaimana cara akang ngebedain antara kata Glepung, Bareng, Lemu, Kreteg dsb itu mesti di Pepet atau di Pa Cerek dan Nga Lelet??? Atau orang Jawa punya sense yang beda terhadap kata2 tersebut? Wahh kalu itu masalahnya, lalu gimana dengan yang bukan wong jowo kang mas, gmn cara kami membedakan mana yang mesti Pepet, mana yng mesti Pa Cerek dan Nga Lelet..?!?!? (Iki seriusan iki ndoro) (Y)
DeleteHebat
ReplyDeleteada dua huruf pada aksara jawa yaitu ra dan la yang tidak boleh menggunakan pepet..hal ini berkaitan dengan penjelasan ilmu falsafah dan rohani (bundelan tali rasa pada tubuh manusia) ra berada pada kecer hati sehingga tidak boleh dipepet atau diikat sedangkan la berada pada punuk sehingga juga tidak boleh dipepet agar manuasia tetap hidup..sehingga digunakanlah ckre keret,nga lelet untuk le dan pa cerek untuk re
ReplyDeleteMaturnuwun
ReplyDeleteKalo pasangan di Cakra bisa nggak?
ReplyDeleteMakasih, sangat bermanfaat buat belajar
ReplyDeleteMantab mas infonya, saya dulu pernah belajar waktu SD udh lupa semua, untung ada blog ini, buat bantu ajarin anak yg masih SD hehe.. sedikit masukan setau saya aksara jawa start nulisnya kebanyakan dimulai dari bawah. Jadi huruf yg seperti huruf "n" itu sekali tarik garis dari bawah kiri keatas dan turun kebawah kanan¹, bukan seperti kita bikin huruf "n" dimana mulai tarik garis dari pojok kiri atas, jadi tidak ada sisa garis seperti pada huruf "n" (garis kecil pojok kiri atas huruf).
ReplyDeleteMatur nuwun mugi² lancar drejekine ne amin 🤲
ReplyDelete