Begitu
banyak mainan anak-anak yang beredar di pasaran. Tetapi sebagai orang tua,
kadang kita tidak tahu kriteria mainan yang akan kita berikan kepada si buah
hati. Banyak yang hanya membelikan saja tanpa memperhatikan sisi yang lain. Sebenarnya
ada tips-tips untuk memilih mainan anak sesuai dengan usia anak tersebut agar
lebih maksimal dalam tumbuh kembangnya. Tidak ada salahnya jika kita
memperhatikan hal-hal dibawah ini :
Dari
sisi usia :
Usia
0 – 1 tahun
Diusia
ini yang difokuskan adalah perkembangan dari aspek fisik yakni motorik kasar
dan motorik halus. Mainan yang cocok untuk usia ini yakni mainan yang berwarna
cerah dan bisa berbunyi. Bentuk mainannya usahakan yang lebih besar untuk
menghindari resiko tertelan oleh si kecil dan yang memiliki tekstur.
Contoh
mainan yang cocok untuk usia ini : Bantal warna-warni dengan aneka bentuk,
kotak musik, kerincingan, boneka yang bisa berbunyi, buku kain, dll.
Usia
1 – 2 tahun
Dalam
usia ini, fokus perkembangan adalah dari sisi bahasa. Di usia ini si kecil
mulai menirukan suara dan bunyi-bunyian yang ia dengar. Kemampuan berbahasanya
menunjukkan peningkatan yang pesat dalam usia ini. Si kecil tidak akan bosan
untuk berkeliling dan memegang benda yang menarik bagi dia, karena si kecil
sudah mampu berjalan tanpa bantuan.
Contoh
mainan yang cocok untuk usia ini : Mainan yang bisa didorong/bergerak, buku
audio, balok susun, dll
Usia
2 – 3 tahun
Memasuki
usia 2-3 tahun, aspek esmosi yang menjadi fokus perkembangannya. Di masa ini si
kecil akan terlihat selalu sibuk dan seperti tak mengenal lelah. Masa ini
adalah masa yang penuh energi. Selain pemberian mainan untuk menyalurkan
energinya, orang tua juga diharapkan dapat mengenali emosi dan menyalurkannya
secara adaptif dan sesuai dengan norma. Hal ini dapat dilakukan dengan cara
menyampaikannya dengan permainan imajinatif atau bisa juga dengan cara
bercerita.
Contoh
mainan yang cocok untuk usia ini : Boneka tangan, puzzle sederhana, bola tending,
buku cerita, bermain peran, dll.
Usia
3 – 4 tahun
Di
usia ini aspek sosial yang perlu kita gali dari si kecil. Orang tua harus mau
membantu si kecil bersosialisasi agar si kecil nantinya dapat percaya diri.
Orang tua juga bisa mengajak si kecil untuk melakukan playdate dengan teman
sekolah atau dengan anak tetangga. Hal ini bisa dilakukan dengan cara menyiapkan
permainan untuk berdua atau bersama-sama.
Contoh
mainan yang cocok untuk usia ini : Balap mobil-mobilan, main lempar dan tangkap
bola, bermain raket, dll
Usia
4 tahun keatas
Memasuki
usia ini yang perlu difokuskan adalah aspek kognitif (pembelajaran) si kecil.
Meski anak sudah sekolah di usia ini, namun mereka masih butuh bermain. Orang
tua harus memilihkan permainan yang cocok dalam mendukung aspek motoriknya.
Selain itu berikan pula permainan yang imajinatif yang sifatnya mengatur
strategi.
Contoh
mainan yang cocok untuk usia ini : Bola basket, bersepeda, roller skate, ular
tangga (mengatur strategi), kitchen set (melatih imajinasi si kecil menata
ruang dapur), mainan karakter (super hero, princess), mini board, buku
mewarnai, dll
Selain
itu, orang tua harus dapat mengenali kriteria mainan untuk si kecil. Kriteria
tersebut antara lain :
Learn
Mainan
dengan kategori ini dimaksudkan adalah untuk mengembangkan kemampuan kognitif
anak yaitu bahasa, atensi dan logika dengan cara yang menyenangkan. Aspek
kognitif yang banyak difokuskan di usia sekolah, sebenarnya selalu ada di
setiap tahapan usia. Itu sebabnya aspek yang satu ini sebaiknya perlu
distimulasi bersamaan dengan aspek lainnya. Contohnya antara lain : globe,
papan tulis, menyamakan bentuk dan warna, dll.
Creativity
Mainan
dengan kategori ini bertujuan untuk melatih kemampuan imajinasi dan berfikir
pada anak. Jenis permainan ini pada umumnya bisa dimainkan atau diperlakukan
sesuai imajinasi anak. Dengan begitu, kemampuan anak untuk berfikir atau
melihat suatu persoalan dari berbagai kemungkinan pun akan terlatih. Contohnya
antara lain : lego, puzzle, balok kayu, dll
Motorik
Jenis
permainan ini mempunyai tujuan untuk menstimulasi kemampuan motorik anak, baik
itu motorik halus maupun motorik kasar. Meski aspek motorik banyak berkembang
sebelum anak berusia 1 tahun, kemampuan ini akan terus mengalami peningkatan
dan terus berkembang seiring dengan bertambahnya usia si kecil. Contohnya
antara lain : lompat tali, bersepeda, sepakbola, dll
Didapat dari
berbagai sumber……
No comments:
Post a Comment