Pemenuhan
nutrisi yang cukup pada ayam dan manajemen produksi yang tepat bisa membuat
kualitas kerabang telur yang baik.
Peternak
bisa mendapatkan kualitas kerabang telur yang baik melalui proses produksi yang
baik pula. Tradisi dalam menggunakan parameter kualitas kerabang telur sudah
menjadi kebiasaan dari sejumlah perusahaan yang memiliki breeding.
Hal ini disertai dengan upaya untuk melakukan peningkatan kualitas kerabang
telur secara konsisten dan secara berkala.
Peningkatan
kualitas dari kerabang telur itu dapat dilakukan dengan menerapkan manajemen
yang baik didalam farm seperti peningkatan bobot ayam,
pencahayaan serta pakan dan perilaku dalam pemberian pakan. Manajemen
peningkatan bobot ini dapat menerapkan perlakuan berupa melakukan perhitungan
bobot rata-rata ayam setiap minggu yang dimulai dari awal pemeliharaan.
Sedangkan untuk manajemen pencahayaan bisa dilakukan dengan mengatur cahaya
sebagai penunjang untuk memberikan pakan pada malam hari. Pemberian pakan selama
2 (dua) jam pada malam hari, akan memberikan kesempatan pada seluruh ayam untuk
makan. Namun, sebelum pemberian pakan malam hari, sebaiknya ayam sudah
mengalami gelap selama 3 (tiga) jam, begitu juga setelah makan juga mengalami
gelap minimal 3 (tiga) jam.
Tempat
pakan bisa berjalan setelah lampu mati, perubahan itu butuh waktu, dan
kondisinya akan stabil setelah seminggu. Kunci untuk mendapatkan kualitas
kerabang yang baik adalah adanya metabolisme dari kalsium yang optimal, serta
ditunjang dengan pemberian nutrisi yang mempertimbangkan kebutuhan kalsium dan
fosfor.
Manajemen
yang baik seharusnya mempertimbangkan kebutuhan ayam dan metabolisme untuk
memaksimalkan timbunan kalsium sehingga mampu untuk membentuk kerabang telur.
Meskipun demikian, terkadang ada unsur yang mempengaruhi kualitas telur, yakni
sejumlah penyakit. Dan melakukan control agar tidak terjadi penyakit adalah
sebuah keharusan. Sejumlah penyakit dapat berdampak kepada kualitas kerabang telur
dan perlu dikontrol untuk menghindari kerugian di segala aspek. Adapun contoh
penyakit yang dapat menginfeksi beberapa telur adalah Laryngotracheitis
dan Coryza. Sedangkan penyakit lainnya yang berdampak terhadap
kualitas kerabang telur adalah Infectious Bronchitis (IB), Newcastle
Disease (ND), dan Avian Influenza (AI). Selain itu ada
pula Egg Drop Syndrome (EDS) yang dapat mempengaruhi penurunan
produksi telur.
Biosekuriti
menjadi kunci penting yang berperan sebagai langkah preventif terhadap penyakit
yang menyebabkan permasalahan pada kualitas kerabang telur. Upaya biosekuriti
ini juga sebaiknya disertai dengan vaksinasi dalam rangka memproteksi flok.
Evolusi
dari perkembangan genetik yang ada, memberikan peluang pada ayam untuk produksi
lebih awal, serta konsistensi dari produksi yang juga lebih baik dari ayam
sebelumnya. Semua itu akan lebih mudah dicapai secara optimal jika kebutuhan
nutrisi bisa dipenuhi secara baik. Salah satunya adalah kalsium yang merupakan
elemen penting pada pembentukan kualitas kerabang telur. Untuk mendapatkan
kualitas kerabang yang baik bukanlah sesuatu yang instan, namun butuh proses
panjang. Proses itu dimulai dari manajemen saat fase starter, grower,
dan dilanjutkan dengan pullet.
Pada
fase pullet ini, asupan kalsium harus dperhatikan dengan baik
karena kalsium tersebut akan disimpan dalam tulang meduler (medullary
bone). Tepatnya 10 hari sebelum bertelur ayam akan menyimpan kalsiumnya
di tulang meduler. Ini yang harus menjadi perhatian. Jika pemberian pakan
dengan kadar kalsium rendah, maka semakin lama kualitas tulang panjang tempat medullary
bone ayam akan semakin menurun.
Didapat
dari berbagai sumber…..