Seberapa
pentingkah stamina untuk menjalankan aktifitas sehari-hari? Terkadang kita
terlalu meremehkan soal stamina. Pada kondisi tertentu, tubuh kita sangat
gampang kehabisan stamina, padahal belum tentu aktifitas yang kita kerjakan
adalah aktifitas fisik yang berat.
Terkadang
kita tidak menyadari bahwa pekerjaan yang kita lakukan itu bisa menguras
stamina, padahal aktifitas yang sedang kita kerjakan hanya aktifitas yang kita
anggap aktifitas ringan. Kegiatan duduk didepan komputer, berjalan menuju
kantor, naik turun tangga sampai aktifitas menunggu angkutan umum dengan cara
berdiri akan membuat stamina dalam tubuh terkuras sedikit demi sedikit. Memang
tidak terasa pengurangannya, karena tidak terlalu mengeluarkan keringat. Duduk
di depan komputer misalnya. Meski tidak berat, sejatinya otot-otot kita bekerja
sangat keras dalam menyangga tubuh yang duduk selama berjam-jam. Bahkan mereka yang bekerja di dalam kantor
tidak kalah capai dengan mereka yang biasa beraktifitas di luar ruangan.
Selain
untuk menyangga tubuh, energi juga diperlukan untuk proses berfikir. Otak kita
membutuhkan kalori tiga kali lebih banyak jika dibandingkan dengan otot. Oleh
sebab itu, begitu pekerjaan selesai, rasa capek dan penat langsung menyerang.
Terkadang, meski pekerjaan kita belum tuntas, banyak yang sudah loyo.
Stamina
itu berkaitan erat dengan ketersediaan cadangan energi dalam tubuh. Jika
stamina menurun, berarti cadangan energi dalam tubuh sedang minim. Agar tidak
mudah loyo, kapasitas cadangan energi dalam tubuh bisa ditingkatkan. Cara yang
kita lakukan adalah wadah tempat penyimpanan energinya dibesarkan. Wadah itu
bernama mitokondria.
Yang
dimaksud dengan mitokondria adalah badan energi sel yang berisi protein dan
merupakan “gardu tenaga” yang mengoksidasi makanan dan mengubah energi menjadi
adenosine trifosfat (ATP). ATP menjadi agen dalam berbagai reaksi, termasuk
sintesis enzim. Mitokondria berada di dalam sel-sel otot. Karena itu, jika
menginginkan wadah energi yang lebih besar, otot harus diperbesar.
Cara-cara
yang bisa dilakukan untuk memperbesar otot tersebut adalah dengan berolahraga
secara rutin. Olahraga yang disarankan adalah olahraga yang meningkatkan detak
jantung seperti jogging, bersepeda atau treadmill.
Untuk
mendapatkan benefit dari olahraga, waktu berolah raga menjadi kunci penting.
Disini olahraga dilakukan minimal 30 menit agar denyut jantung berada di
training zone yang tepat. Detak jantung harus meningkat secara perlahan dari 65
persen sampai maksimal 85 persen. Untuk menghitung training zone, rumusnya
adalah 220-usia.
Olahraga
perlu dilakukan rutin tiga hingga lima kali dalam seminggu. Tidak perlu tiap
hari, karena tubuh juga membutuhkan recovery untuk membuang penumpukan asam
laktat. Asam itu muncul karena aktifitas tubuh tanpa diiringi pasokan oksigen
yang cukup sehingga otot mengambil bahan bakar dari glukosa yang disimpan dalam
tubuh. Pemecahan glukosa oleh tubuh menimbulkan penumpukan asam laktat yang
bisa menimbulkan rasa nyeri dan kelelahan. Masa recovery ini untuk menghindari
terjadinya cedera.
Otot
yang terlatih baik akan memperbesar
wadah cadangan energi. Selain itu, tubuh juga akan lebih tahan lama jika
digunakan untuk bekerja dan kebugaran tubuh lebih terjaga, sehingga kita tidak
akan mudah lelah.(MSH)
No comments:
Post a Comment