Akan
ada 95 juta Orang Kaya Baru di Indonesia
Jakarta – Anda ingin jadi miliarder? Mungkin
kalimat ini kelihatannya seperti mimpi saja, atau bagaikan petir disiang
bolong. Peluang orang Indonesia jadi miliarder sangatlah terbuka lebar. Hal ini
diungkapkan Wakil Menteri Keuangan Mahendra Siregar (5/10) pada saat memberikan
sambutan pembukaan Indonesia Financial
Expo & Forum (IFEF) di JCC. Lebih lanjut, Mahendra mengungkapkan bahwa akan
ada sekitar 95 juta Orang Kaya Baru pada tahun 2030.
Tetapi
hal tersebut tentunya dengan syarat yakni Indonesia cukup menjaga angka
pertumbuhan ekonomi stabil di level 6 persen per tahun. Dalam setahun terakhir,
pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di kisaran 6-7 persen. “Angka tersebut sangat
mungkin tercapai jika ekonomi Indonesia tumbuh hingga 7 persen. Angka OKB 95
juta tersebut adalah prediksi minimal, bahkan bisa mencapai 125 juta orang,”
tambah Mahendra.
Prediksi
tersebut diperkuat dengan jumlah penduduk usia produktif yang meningkat.
Sehingga membuat kondisi perekonomian Indonesia lebih tahan akan krisis jika disbanding
dengan struktur ekonomi di luar negeri. Struktur demografi dan ekonomi
Indonesia memang unik. Di negara ini konsumsi sektor domestiknya sangatlah
besar, sehingga dapat menopang pertumbuhan ekonomi. Kondisi tersebut berbeda
dengan negara tetangga kita (Singapura) yang impornya lebih besar, ”lanjut
Mahendra. Dari sisi pendapatan, orang kaya baru memiliki pendapatan antara USD
2 – USD 20 (Rp 9.500 – Rp 95.000) per hari atau setara dengan USD 60 – USD 700
(Rp 570.000 – Rp 6.650.000) per bulan.
Pada
acara tersebut, Mahendra tidak hanya mengumbar kata yang muluk-muluk. Namun dia
juga mengingatkan agar Indonesia tetap waspada terhadap dampak krisis global
yang diprediksi akan berlangsung lama. Disini, pemerintah akan berupaya untuk
mengantisipasi berbagai potensi dari dampak kelemahan ekonomi Indonesia yang
disebabkan dari dampak ekonomi global. Waspada itu pasti, tetapi jangan terlalu
berlebihan dalam kecemasan.
Diupayakan,
dengan sistem perekonomian yang terintegrasi, krisis menjadi cepat menjalar dan
kait mengkait antara negara dengan negara lain, baik itu di AS maupun di zona
Eropa. Apalagi dari sisi demografi, penduduk kita lebih unggul disbanding dengan
mereka.
Hal
tersebut juga diungkapakan oleh ekonom senior Asian Development Bank Edimon
Ginting. Krisis ekonomi global bisa menjalar ke Indonesia melalui dua channel,
yaitu saluran keuangan atau financial
channel dan saluran perdagangan atau trade
channel. Financial channel antara
lain pada pasar modal dan pasar uang, sedangkan pada trade channel yakni dibidang ekspor.
Meski
sempat fliuktuatif, di sektor financial channel, pasar saham di Indonesia
cukuplah positif. Di pasar uang, sovereign bond, utang-utang pemerintah juga
sedang kondusif. Jadi dari sisi financial
channel, Indonesia relative tidak terpengaruh banyak akan krisis global.
Untuk trade channel, Indonesia sedang
mengalami pelemahan ekspor karena permintaan di pasar internasional menurun.
Hal ini karena Tiongkok yang menjadi partner dagang utama Indonesia kini juga
mengalami pelemahan di bidang ekonomi. Nah, dari sisi trade channel inilah Indonesia kena imbasnya dari krisis global,
Namun untungnya, iklim investasi dan konsumsi masih bagus sehingga perekonomian
di Indonesia masih cukup positif,” jelasnya. (oc)
No comments:
Post a Comment