Sinusitis
merupakan istilah dalam kedokteran untuk menyebutkan adanya infeksi atau
peradangan pada sinus. Jadi sinusitis bukanlah sebuah penyakit, melainkan
komplikasi dari penyakit lain dan tidak menular ataupun merupakan penyakit
turunan. Gejalanya seperti kondisi mendadak pilek, hidung tersumbat, dan nyeri
wajah yang tidak hilang setelah lebih dari 10 hari. Sinus sendiri merupakan
rongga yang berisi udara yang terletak dalam rongga kepala disekitar hidung.
Ada
beberapa macam kategori sinusitis, yaitu sinus frontalis (terletak didahi),
sinus maksilaris (terletak di dalam tulang pipi), sinus etmoidalis (terletak
dibelakang batang hidung di sudut mata) dan sinus sfenoidalis (terletak di
belakang dahi). Setiap sinus berhubungan dengan hidung untuk pertukaran udara
dan ingus (sekresi). Hidung dan sinus dilapisi selaput lendir yang berhubungan
satu sama lain.
Disini
sinusitis dibagi dalam dua tipe besar, yakni berdasarkan lamanya penyakit
(akut, sub akut, kronis) dan berdasarkan jenis peradangan yang terjadi (infeksi
dan non infeksi). Dinamakan sinusitis akut apabila lamanya penyakit ini kurang
dari 30 hari. Sub akut jika lamanya penyakit antar 1 samapai 3 bulan, sedangkan
jika lebih dari 3 bulan disebut sinusitis kronis. Infeksi atau peradangan sinus
umumnya terjadi dari kelanjutan infeksi hidung. Setiap kondisi dalam hidung
yang menghambat aliran keluar cairan hidung cenderung menyebabkan infeksi dari
sinus dan gejalanya pun bervariasi tergantung dari tipe infeksinya. Gejala umum
yang timbul yakni berupa hidung tersumbat dan adanya cairan ingus dari belakang
hidung yang menetes ke hulu kerongkongan. Nyeri yang disertai dengan sakit
kepala, wajah terasa berat, demam bahkan hingga sakit gigi juga menjadi gejala
sinusitis.
Pasien
sinusitis bisa mengalami demam yang berhubungan dengan sinusitis yang diderita
sekitar 25 persen. Beberapa pasien akan merasakan sakit kepala bertambah hebat
bila posisi kepala dalam keadaan menunduk. Pada sinusitis yang disebabkan oleh
alergi, maka penderita juga akan mengalami gejala lain yang berhubungan dengan
alerginya, seperti gatal pada mata dan bersin. Nyeri di dahi merupakan gejala
khas sinusitis frontalis. Nyeri pada rahang atas dan gigi merupakan gejala
infeksi sinus maksilaris. Nyeri diantara kedua mata, nyeri kalau pinggiran
hidung disentuh, hidung tersumbat dan tidak membau merupakan gejala sinusitis
etmoid.
Jadi
yang perlu diperhatikan bahwa sinusitis itu tidak menular. Yang menular itu
pileknya. Sinusitis bisa sembuh dengan sempurna apabila ditangani dengan tepat.
Tetapi masih juga bisa terkena lagi. Menurut penelitian yang ada 2 dari 7
penderita pilek, terkena sinusitis. Dan dari jumlah tersebut 45 persennya bisa
sembuh tanpa pengobatan. Banyak orang yang tidak menyadari jika dirinya
mengidap sinusitis, karena memang gejalanya mirip dengan flu. Segera periksakan
ke dokter apabila sedang mengalami gejala serupa dalam jangka waktu yang lama.
Bisa saja di diagnosis mengidap sinusitis, walau tidak tertutup kemungkinan
masih dalam tahap rhinitis alergika. Biasanya si penderita akan menjalani
rontgen sinus paranasalis untuk memastikan benar tidaknya si penderita terkena
sinusitis. Jika sudah bisa dipastikan terkena, maka ada tiga tahapan pengobatan
yang akan dilakukan, yakni tahap pengobatan dengan mengkonsumsi antihistamin
dan antibiotik, bisa juga ditambah dengan dekongestan agar hidung yang mampet
bisa berkurang, kemudian apabila tahap pertama belum berhasil, maka akan
dilakukan langkah fisioterapi. Jika hal tersebut masih belum berhasil juga,
maka langkah yang terakhir adalah operasi dengan membersihkan sinus.
Gejala sinusitis antara
lain :
- Nyeri dan tertekan pada wajah. Nyeri tumpul
berdenyut atau tekanan yang menandakan sinusitis akibat tekanan yang
ditimbulkan oleh jaringan yang meradang pada ujung-ujung syaraf di dinding
dalam sinus.
- Postnasal Drip. Lendir secara normal
mengalir dalam jumlah kecil ke dalam hidung dan turun ke belakang tenggorokan
sebelum tertelan. Selama infeksi, produksi lendir meningkat, lebih kental dan
berwarna hijau atau kuning. Perubahan warna lendir disebabkan oleh campuran
bakteri dan sel darah putih, sebagai tanda bahwa tubuh telah melawan infeksi
yang berlangsung. Lendir yang kental dan berwarna hijau inilah yang seringkali
turun ke tenggorokan dan disebut postnasal drip.
- Berkurangnya daya pengecap. Indra
pengecapan yang normal bergantung pada keutuhan sensasi penciuman. Jika indra
penciuman terganggu, fungsi indra pengecap juga menjadi berkurang.
- Batuk. Ketika lendir mengalir ke bagian
belakang tenggorokan, mungkin akan menyentuh pita suara dan memicu respon
batuk.
- Nafas berbau. Lendir kehijauan yang
terinfeksi mengandung bakteri dan bahan buangan yang mengeluarkan bau busuk.
- Hidung tersumbat. Pembengkakan selaput
hidung dan peningkatan pembentukan lendir menyebabkan si penderita sulit
bernafas melalui hidung. Penyumbatan ini dapat mengenai satu atau kedua sisi
hidung.
- Berkurangnya daya penciuman. Membengkaknya
selaput di hidung dapat menghambat molekul bau yang penderita hirup mencapai
reseptor penciuman sehingga daya penciuman menjadi berkurang.
Didapat
dari berbagai sumber…….
No comments:
Post a Comment