Perubahan
musim yang tidak menentu akhir-akhir membawa dampak buruk bagi kita. Cuaca yang
kadang panas dan kadang hujan bisa menyebabkan kondisi badan menjadi drop. Jika
tubuh kita tidak siap menghadapinya, maka penyakit seperti flu dan batuk akan
hinggap dan menyerangnya. Yang perlu diingat adalah jika batuk itu hinggap
dalam tubuh si kecil dan dalam waktu yang lama. Apalagi jika batuk tersebut
jenisnya batuk kering. Bisa jadi kemungkinannya adalah batuk rejan atau biasa
dalam istilah kedokteran adalah pertusis
atau dalam bahasa Inggrisnya biasa disebut dengan whooping cough. Batuk ini biasa juga disebut dengan batuk
seratus hari karena biasanya lama batuk tersebut sekitar itu.
Apakah
batuk rejan itu? Batuk rejan yaitu batuk yang dikarenakan adanya infeksi yang
terdapat dalam saluran nafas/infeksi yang terdapat pada paru-paru yang
menyebabkan serangan batuk terus menerus atau bertubi-tubi. Infeksi ini
disebabkan oleh Bordetella Pertussis (sejenis bakteri). Bakteri ini biasanya
menyerang anak yang berusia 1-6 tahun. Bisa juga menyerang orang dewasa tetapi
jarang sekali kasus ini terjadi.
Batuk
rejan adalah suatu penyakit yang sangat mudah menular. Menurut data dari World
Health Organization (WHO), di dunia terdapat 30 juta sampai 50 juta kasus per
tahun dan menyebabkan kematian pada 300.000 kasus, dan itu terjadi sekitar 90
persen di negara-negara berkembang. Kasus ini biasanya terjadi pada anak yang
berusia dibawah 1 tahun. Bakteri penyebab pertusis ini menyebar melalui sebutir
cairan ludah yang keluar dari penderita batuk rejan pada saat sang penderita
batuk atau bersin-bersin. Bisa juga menyebar dari tangan ke hidung bila tangan
telah bersentuhan dengan bakteri tersebut/atau telah terkontaminasi oleh
bakteri tersebut. Prosentase penularan ini sekitar 70-100 persen terjadi jika
orang yang sehat berada atau tinggal satu rumah dengan penderita.
Proses
terjangkitnya batuk rejan ini terdiri tiga fase. Yang pertama atau Fase
Kataral. Biasanya dimulai dengan gejala infeksi saluran pernafasan atas ringan
seperti batuk, bersin, dan cairan hidung yang keluar terus menerus. Kemudian
batuknya semakin berat terutama pada malam hari dan ini belangsung selama 1-2
minggu. Yang kedua adalah Fase Spasmodik. Fase ini ditandai dengan batuk yang
semakin berat pada si anak, terus menerus tanpa disertai tarik nafas saat batuk.
Bisa juga diikuti dengan muntah. Pada fase konvalensi, kondisi yang
mengikutinya adalah muka merah, berkeringat dan kadang disertai pendarahan
dimata atau konjungtiva. Komplikasi yang muncul adalah pneumonia, encephalitis,
hipertensi pada paru dan infeksi bakterial yang mengikuti. Batuk ini dapat
dipicu oleh menguap, tertawa, atau berteriak, dan akan berkurang setelah 1
sampai 2 bulan. Apabila gejala awal sudah terlihat, segeralah bawa ke dokter
untuk diberikan antibiotik untuk dapat mengurangi berapa lama anak berada dalam
kondisi yang mampu menularkan penyakitnya. Dan jika sudah lebih 21 hari, mereka
sudah tidak lagi dapat menularkan penyakitnya dan sudah tidak memerlukan
antibiotik lagi.
Jika
anak kecil terserang batuk rejan ini, sebaiknya beristirahat saja di kamar agar
bakterinya tidak menyebar kemana-mana dan jika si kecil sudah sekolah,
diharapkan jangan masuk sekolah terlebih dahulu agar tidak menyebar ke orang
lain atau temannya. Tunggu sampai batuknya agak mereda dan telah mendapat
perawatan medis. Penyakit ini sangat berbahaya jika yang mengidap adalah bayi
yang berusia kurang dari 6 bulan dan harus dilakukan perawatan di rumah sakit
agar mendapatkan perawatan yang intensif. Penanganan tersebut harus
dilaksanakan karena biasanya bayi yang mengidap penyakit ini menjadi malas
makan atau malas menyusu pada ibunya sehingga membuat daya tahan tubuhnya
menjadi berkurang.
Sebenarnya
penyakit batuk rejan ini dapat dicegah dengan pemberian imunisasi. Terkadang
meski telah diimunisasi, anak-anak masih bisa tertular penyakit ini, tetapi
tidak akan berdampak serius. Imunisasi yang diberikan adalah DPT (Difteri,
Pertusis dan Tetanus) dan diberikan ketika bayi mulai berusia 2 bulan. Imunisasi
ini merupakan imunisasi wajib dari pemerintah. Imunisasi DPT ini dilakukan
berulang, yakni pada usia 2 bulan, 4 bulan, 6 bulan dan pada usia 4 tahun. Yang
penting lagi, hindarkan anak kita dari orang/anak yang terkena batuk rejan dan
segera deteksi dini jika anak mengalami batuk yang disertai sesak nafas.
Didapat
dari berbagai sumber
No comments:
Post a Comment