Orang tua terkadang terlihat
panik ketika anak balitanya menderita sakit dan mengalami demam yang disertai
pula dengan kejang. Memang wajar jika para orang tua mengkhawatirkan dengan
keadaan tersebut, tetapi tidak perlu terlalu panik. Karena si anak bukan sedang
mengalami epilepsi. Usahakan dalam menghadapi situasi tersebut dengan sikap
tenang dan tepat dalam mengambil tindakan.
Kejang demam yang terjadi
pada balita dikenal dengan istilah step atau stuip atau juga stip ini terbagi
dalam 2 bagian yakni kejang demam sederhana dan kejang demam kompleks. Kejang
demam berbeda dengan kejang epilepsi. Jika kejang epilepsi terjadi tanpa
diawali dengan demam dan berulang secara terus menerus. Sedang kejang demam
terjadi tidak terus menerus namun diawali dengan demam.
Kejang demam kompleks sangat beresiko tinggi untuk terjadi
pengulangan serangan serta bisa berkembang menjadi epilepsi. Cara mendeteksinya
yaitu dengan mencatat dan mengukur pada suhu berapakah balita mulai mendapat
serangan kejang. Hal tersebut dikarenakan setiap anak memiliki batas toleransi
yang berbeda. Adapun cirri khas kejang demam pada anak adalah karena kenaikan
suhu tubuh diatas 38ºC dan bukan akibat adanya
infeksi pada susunan pusat syaraf.
Ambil saja contoh jika
seorang balita terkena radang tenggorokan dan demam tinggi, kemudian mengalami
kejang. Balita disebut demam bila suhu tubuhnya lebih dari 38ºC
(jika diukur lewat ketiak, tambahlah 0,7ºC).
Selain badannya demam, gejala lain yang timbul adalah hilangnya
kesadaran/pingsan, kulit berubah jadi pucat (bahkan menjadi biru), tubuh (kaki
dan tangan) menjadi kaku, bola mata terbalik keatas dan gigi terkatup dan
kadang-kadang disertai muntah, biasanya kepala anak terkulai ke belakang
(disusul dengan munculnya gerakan kejut yang kuat dan kejang-kejang), dan pada
beberapa anak nafas bisa berhenti beberapa saat, serta tidak bisa mengontrol
buang air kecil maupun besar. Serangan ini berlangsung hanya beberapa menit dan
kejang-kejang akan berhenti, kesadaran balita bertahap kembali pulih.
Bawa segera ke dokter untuk
dilakukan perawatan secara intensif jika terjadi demam hingga 40ºC,
kejang pada separuh tubuh, mengalami kejang berulang lebih dari dua kali
sehari, saat kejang balita berumur kurang dari enam bulan, kejang berlangsung
lebih dari 15 menit, mengalami kelumpuhan separuh badan setelah terserang
kejang, mengalami kelumpuhan sementara atau menetap.
Didapat
dari berbagai sumber…..
No comments:
Post a Comment