TBC
bukanlah batuk yang biasa dan bisa menyebar ke organ lain
Jika
kita menderita batuk secara terus menerus, maka kita harus bertindak secara
cepat untuk mendeteksinya, apakah batuk yang kita derita itu termasuk TBC atau
tidak. Penyakit yang awalnya menerang paru-paru ini juga bisa menyebar ke organ
lain jika tidak segera ditangani dan tidak tepat cara menanganinya.
TBC
atau TB adalah penyakit menular yang merupakan infeksi serius yang mempengaruhi
paru-paru penderita. Penyakit TBC atau TB ini disebabkan oleh bakteri mycobacterium tuberculosis yakni kuman
atau bakteri yang ditularkan melalui udara.
Bakteri
penyebab TBC atau TB ini dapat menyebar dari satu orang ke orang yang lain
melalui droplet infection. Apa itu droplet infection? Yakni tetesan kecil
yang dilepaskan ke udara lewat bersin dan batuk. Dan ini akan menjadi berbahaya
jika selalu masuk dan terkumpul dalam paru-paru. Bakteri ini akan berkembang
biak dengan cepat pada tubuh yang mempunyai daya tahan tubuh rendah.
Untuk
saat ini infeksi TBC masih sering terjadi dan menyerangnya juga pada manusia
dari mulai anak-anak hingga orang dewasa. Penyakit ini sebagian muncul karena
HIV, virus yang menyebabkan AIDS. Mengapa? Karena HIV melemahkan sistem kekebalan
tubuh seseorang sehingga tidak bisa melawan kuman TBC.
Jika
TBC atau TB ini tidak tertangani secara tepat, bakteri bisa menyebar ke organ
tubuh yang lain seperti otak. Ini bisa menyebabkan meningitis dan sunsum tulang
belakang. Sebenarnya, meski tubuh dapat menjadi tempat bagi bakteri yang
menyebabkan TBC atau TB, sistem kekebalan yang terdapat dalam tubuh biasanya
dapat melakukan perlawanan sehingga tidak sampai menjadi penyakit.
Penyakit
TBC atau TB dapat dikategorikan menjadi dua bagian, yakni TBC laten dan TBC
aktif. Pada TBC laten, seseorang memiliki infeksi TBC, namun bakteri dalam
tubuh tidak aktif serta tidak menimbulkan gejala. Biasanya sering disebut juga
TBC tidak aktif atau infeksi yang tidak menular. Akan tetapi TBC jenis ini
tetap harus diwaspadai karena dapat berubah menjadi TBC aktif. Maka dari itu,
pengobatan penting bagi TBC laten untuk membantu mengendalikan penyebarannya.
Diperkirakan penduduk didunia sepertiganya mengalami TBC jenis ini.
Untuk
TBC aktif adalah kondisi yang membuat seseorang sakit dan bisa menular kepada
orang lain. Ini dapat terjadi di minggu-minggu pertama setelah terinfeksi
bakteri atau beberapa tahun kemudian. Banyak orang yang tidak menyadari jika
dirinya sedang mengalami gejala TBC dan bingung dalam membedakannya dengan
penyakit lain. Mengapa seperti itu? Sebab tidak mudah untuk mengenalinya. Ini
mengingat gejala penyakit ini dimulai secara bertahap dan berkembang dalam
jangka waktu beberapa minggu hingga berbulan-bulan. Bahkan, gejalanya sering
tidak muncul sampai penyakit ini berkembang.
Tindakan
mengidentifikasi gejala sedini mungkin dapat membantu seseorang mencegah
terjadinya komplikasi. Gejalanya antara lain yaitu batuk lebih dari dua minggu,
berat badan cenderung menurun, nafsu makan turun, berkeringat di malam hari,
badan hangat dan kadang disertai batuk berdarah.
Di
Indonesia, TBC atau TB ini masih sering dijumpai. Keterlambatan dalam
menegakkan diagnose dan ketidakpatuhan dalam menjalani pengobatan akan
berdampak buruk bagi penderitanya. Hal ini terjadi karena pasien TBC atau TB
akan menularkan penyakitnya pada lingkungan sekitar sehingga jumlah penderita
yang terjangkit juga akan semakin bertambah.
Penyakit
TBC atau TB ini memerlukan pengobatan yang tuntas. Apabila dalam penanganannya
tidak tuntas, maka hal tersebut akan menjadi fatal akibatnya. Penderita TBC
aktif harus minum beberapa jenis obat selama berbulan-bulan untuk membasmi
infeksi dan mencegah perkembangan resistensi antibiotik. Namun sayang, saat ini
penderita TBC atau TB kerap mengalami resistensi terhadap obat yang diberikan.
Ini karena sebelumnya mereka tidak melakukan pengobatan secara tuntas. Mereka
hanya minum beberapa saat. Setelah merasa agak baikan, pengobatan dihentikan.
Memutuskan
penghentian untuk meminum obat sebelum obat habis atau minum obat tanpa resep
dari dokter membuat kuman atau bakteri penyebab TBC tidak mati, bahkan akan
menjadi kebal. Inilah yang bisa disebut dengan MDR atau multi drugs resistance. Jika hal ini terjadi, maka pengobatan yang
dilakukan terhadap penderita akan lebih berat lagi dan akan membutuhkan biaya
yang berlipat ganda.
Untuk
itu, maka penderita harus patuh terhadap aturan minum obat. Dan hal ini agar
penyakit tersebut tidak menular kepada orang lain dilingkungan si penderita.
Untuk mencegah terjadinya resistensi tersebut, pemerintah telah memberikan
program DOTS (direct observe treat short)
untuk penderita TBC atau TB. Ini merupakan pengobatan jangka pendek dengan
pengawasan langsung dari dokter. Pengobatan ini dilakukan selama enam bulan
berturut-turut dan kemudian dievaluasi oleh dokter apakah perlu dilanjutkan
atau sudah bisa dihentikan.
Ada
beberapa faktor yang dapat meningkatkan resiko terkena TBC. Faktor tersebut
antara lain :
Internasional
Koneksi
Resiko
ini lebih tinggi bagi orang-orang yang tinggal di atau melakukan perjalanan ke
negara-negara yang memiliki tingkat tuberculosis tinggi seperti : India, China,
Afrika, Meksiko, pulau-pulau di Asia Tenggara dan Mikronesia bagian dari Uni
Soviet.
Sistem
Imun yang Melemah
Sejumlah
penyakit dan obat-obatan bisa melemahkan sistem kekebalan tubuh, seperti
penyakit ginjal stadium akhir, diabetes, HIV/AIDS, beberapa kanker, malnutrisi,
pengobatan kanker, usia masih sangat muda atau usia lanjut, obat mencegah
penolakan tranplantasi organ.
Tempat
Tinggal atau Tempat Kerja
Kontak
secara teratur dengan orang-orang yang sakit dapat meningkatkan peluang anda
terkena TBC. Kenakan masker dan sering mencuci tangan untuk mengurangi resiko.
Tinggal
atau Bekerja di Fasilitas Rumah Perawatan
Orang
yang tinggal atau bekerja di penjara, panti jompo, beresiko terkena TBC. Ini
karena resiko lebih tinggi dengan kurangnya ventilasi.
Kemiskinan
dan Penyalahgunaan Zat
Jika
anda berpenghasilan rendah atau tetap, tinggal didaerah terpencil, anda kurang
akses ke perawatan medis yang diperlukan untuk mendiagnosa dan mengobati TBC.
Sedangkan penyalahgunaan zat dalam jangka panjang seperti alkohol atau narkoba
yang membuat sistem kekebalan tubuh melemah dan membuat orang rentan terhadap
TBC.
Gejala-gejala
TBC antara lain :
- Berat badan turun dengan tidak jelas faktor
penyebabnya
- Kelelahan
- Demam
- Batuk. Pada tahap selanjutnya, batuk bisa
menghasilkan dahak berwarna abu-abu atau kuning yang bisa bercampur dengan
darah
- Panas dingin
- Berkeringat di malam hari adalah salah satu
cara tubuh melindungi dari penyakit. Berkeringat di malam hari dapat dimulai
dengan demam dan akhirnya menyebabkan keringat berlimpah diikuti dengan
menggigil
- Urine yang berubah warna menjadi kemerahan
atau keruh. Ini merupakan gejala yang muncul pada tahap selanjutnya
- Kehilangan nafsu makan
Didapat dari berbagai
sumber….
No comments:
Post a Comment