Sugeng Rawuh Wonten Blog-ipun Piyantun Ndeso nanging Radi Cerdas............

Tuesday, May 1, 2012

Waspadai Batuk pada Anak-anak !!!



Perubahan musim yang tidak menentu akhir-akhir membawa dampak buruk bagi kita. Cuaca yang kadang panas dan kadang hujan bisa menyebabkan kondisi badan menjadi drop. Jika tubuh kita tidak siap menghadapinya, maka penyakit seperti flu dan batuk akan hinggap dan menyerangnya. Yang perlu diingat adalah jika batuk itu hinggap dalam tubuh si kecil dan dalam waktu yang lama. Apalagi jika batuk tersebut jenisnya batuk kering. Bisa jadi kemungkinannya adalah batuk rejan atau biasa dalam istilah kedokteran adalah pertusis atau dalam bahasa Inggrisnya biasa disebut dengan whooping cough. Batuk ini biasa juga disebut dengan batuk seratus hari karena biasanya lama batuk tersebut sekitar itu.

Apakah batuk rejan itu? Batuk rejan yaitu batuk yang dikarenakan adanya infeksi yang terdapat dalam saluran nafas/infeksi yang terdapat pada paru-paru yang menyebabkan serangan batuk terus menerus atau bertubi-tubi. Infeksi ini disebabkan oleh Bordetella Pertussis (sejenis bakteri). Bakteri ini biasanya menyerang anak yang berusia 1-6 tahun. Bisa juga menyerang orang dewasa tetapi jarang sekali kasus ini terjadi.

Batuk rejan adalah suatu penyakit yang sangat mudah menular. Menurut data dari World Health Organization (WHO), di dunia terdapat 30 juta sampai 50 juta kasus per tahun dan menyebabkan kematian pada 300.000 kasus, dan itu terjadi sekitar 90 persen di negara-negara berkembang. Kasus ini biasanya terjadi pada anak yang berusia dibawah 1 tahun. Bakteri penyebab pertusis ini menyebar melalui sebutir cairan ludah yang keluar dari penderita batuk rejan pada saat sang penderita batuk atau bersin-bersin. Bisa juga menyebar dari tangan ke hidung bila tangan telah bersentuhan dengan bakteri tersebut/atau telah terkontaminasi oleh bakteri tersebut. Prosentase penularan ini sekitar 70-100 persen terjadi jika orang yang sehat berada atau tinggal satu rumah dengan penderita.

Proses terjangkitnya batuk rejan ini terdiri tiga fase. Yang pertama atau Fase Kataral. Biasanya dimulai dengan gejala infeksi saluran pernafasan atas ringan seperti batuk, bersin, dan cairan hidung yang keluar terus menerus. Kemudian batuknya semakin berat terutama pada malam hari dan ini belangsung selama 1-2 minggu. Yang kedua adalah Fase Spasmodik. Fase ini ditandai dengan batuk yang semakin berat pada si anak, terus menerus tanpa disertai tarik nafas saat batuk. Bisa juga diikuti dengan muntah. Pada fase konvalensi, kondisi yang mengikutinya adalah muka merah, berkeringat dan kadang disertai pendarahan dimata atau konjungtiva. Komplikasi yang muncul adalah pneumonia, encephalitis, hipertensi pada paru dan infeksi bakterial yang mengikuti. Batuk ini dapat dipicu oleh menguap, tertawa, atau berteriak, dan akan berkurang setelah 1 sampai 2 bulan. Apabila gejala awal sudah terlihat, segeralah bawa ke dokter untuk diberikan antibiotik untuk dapat mengurangi berapa lama anak berada dalam kondisi yang mampu menularkan penyakitnya. Dan jika sudah lebih 21 hari, mereka sudah tidak lagi dapat menularkan penyakitnya dan sudah tidak memerlukan antibiotik lagi.

Jika anak kecil terserang batuk rejan ini, sebaiknya beristirahat saja di kamar agar bakterinya tidak menyebar kemana-mana dan jika si kecil sudah sekolah, diharapkan jangan masuk sekolah terlebih dahulu agar tidak menyebar ke orang lain atau temannya. Tunggu sampai batuknya agak mereda dan telah mendapat perawatan medis. Penyakit ini sangat berbahaya jika yang mengidap adalah bayi yang berusia kurang dari 6 bulan dan harus dilakukan perawatan di rumah sakit agar mendapatkan perawatan yang intensif. Penanganan tersebut harus dilaksanakan karena biasanya bayi yang mengidap penyakit ini menjadi malas makan atau malas menyusu pada ibunya sehingga membuat daya tahan tubuhnya menjadi berkurang.

Sebenarnya penyakit batuk rejan ini dapat dicegah dengan pemberian imunisasi. Terkadang meski telah diimunisasi, anak-anak masih bisa tertular penyakit ini, tetapi tidak akan berdampak serius. Imunisasi yang diberikan adalah DPT (Difteri, Pertusis dan Tetanus) dan diberikan ketika bayi mulai berusia 2 bulan. Imunisasi ini merupakan imunisasi wajib dari pemerintah. Imunisasi DPT ini dilakukan berulang, yakni pada usia 2 bulan, 4 bulan, 6 bulan dan pada usia 4 tahun. Yang penting lagi, hindarkan anak kita dari orang/anak yang terkena batuk rejan dan segera deteksi dini jika anak mengalami batuk yang disertai sesak nafas.

Didapat dari berbagai sumber

No comments:

Post a Comment