Sugeng Rawuh Wonten Blog-ipun Piyantun Ndeso nanging Radi Cerdas............

Monday, January 20, 2014

Manfaat Penting Tanaman Apel


Tanaman apel merupakan buah yang sangat populer baik di Indonesia dan dunia. Hal ini dikarenakan rasanya yang manis dan kandungan nutrisinya berkhasiat bagi kesehatan. Buah apel biasa dikonsumsi langsung. Meskipun ada yang menjadikannya sebagai jus apel, sebagai bahan membuat salad dan dibuat manisan.


Untuk mendapatkan semua khasiat buah apel, sebaiknya Anda memakan apel dengan kulitnya. Jangan lupa untuk mencuci apel dalam air mengalir hingga bersih untuk menghilangkan pestisida.

Nilai kandungan gizi Apel per 100 g (3.5 oz)
Energi 218 kJ (52 kcal)
Karbohidrat 13,81 g
Gula 10,39 g
Diet serat 2,4 g
Lemak 0,17 g
Protein 0,26 g
Air 85,56 g
Vitamin A equiv. 3 mg (0%)
Thiamine (Vit. B1) 0.017 mg (1%)
Riboflavin (Vit. B2) 0,026 mg (2%)
Niacin (Vit. B3) 0,091 mg (1%)
Asam pantotenat (B5) 0,061 mg (1%)
Vitamin B6 0,041 mg (3%)
Folat (B9 Vit.) 3 mg (1%)
Vitamin C 4.6 mg (8%)
Kalsium 6 mg (1%)
Zat Besi 0,12 mg (1%)
Magnesium 5 mg (1%)
Fosfor 11 mg (2%)
Kalium 107 mg (2%)
Seng 0,04 mg (0%)

Sumber : USDA Nutrient database (Persentase yang relatif ke US rekomendasi untuk orang dewasa.)


Manfaat Apel untuk Kesehatan :

1.   Mencegah Kanker
Penelitian menunjukkan bahwa apel mengandung sekelompok campuran yang berguna untuk mencegah perkembangbiakan sel-sel kanker di paru-paru dan pankreas.

2.   Mencegah Dehidrasi
Apel terdiri dari 85% cairan. Makan satu apel ukuran sedang sama seperti minum 5 ons air. Konsumsi apel bisa membantu mencegah dehidrasi (kekurangan cairan tubuh).

3.   Menangkal Radikal Bebas
Kulit apel adalah salah satu sumber makanan terbaik penghasil zat yang dikenal dengan quercetin. Antioksidan potensial ini sangat mahir menghancurkan radikal bebas penyebab penyakit di dalam tubuh. Selain itu, juga membantu melawan peradangan yang dapat menyebabkan tanda-tanda penuaan dini.
Dosis besar quercetin juga terbukti dapat mencegah infeksi pernafasan-atas pada pria yang sering berlatih di gym.

4.   Mengandung Serat
Satu apel ukuran sedang dengan kulitnya mengandung 5gr serat. Selain untuk menjaga metabolisme Anda, serat juga membantu menurunkan berat badan, menurunkan kolesterol dan membantu tubuh Anda menyimpan glukosa (energi) di pembuluh darah, lebih dari setengah serat pada apel, ada di kulitnya.


5.   Mencegah Penyakit Jantung dan Diabetes
Orang yang makan apel lebih sering, lebih kecil kemungkinannya terkena sindrom metabolisme sekelompok penyakit, Seperti darah tinggi, tingkat kolesterol yang meningkat dan lemak perut berlebihan, yang mana semua ini dapat memperbesar risiko seorang pria terkena penyakit jantung dan diabetes tipe 2.
Makan apel secara teratur juga mengurangi tingkat protein C-reaktif dalam darah, yang dapat juga menyebabkan penyakit yang telah disebutkan tadi.

Apel sekarang ini harganya tidak terlalu mahal. Jadi tunggu apalagi? Segera biasakan untuk mengkonsumsi buah apel setiap hari untuk mendapatkan manfaat sehat dari buah yang satu ini.

Didapat dari berbagai sumber……

Sunday, January 19, 2014

Mengenal Lebih Dekat Penyakit Thalasemia


Penderita harus menjalani transfusi seumur hidup...



Apa itu Thalasemia? Yakni dikenal dengan penyakit kelainan genetik. Penyakit ini digolongkan dalam kelompok penyakit anemia. Untuk penderita kelompok mayor, haruslah menjalani transfusi darah seumur hidupnya. Yang paling ironis, penyakit ini banyak diderita oleh anak-anak.


Penyakit Thalasemia ini dikenali ketika si anak telah lahir, saat si anak sudah memunculkan gejala-gejala seperti penyakit anemia lainnya seperti pucat, gangguan pertumbuhan dan gejala lainnya. Penyakit ini termasuk penyakit autosomal, menurun namun tidak mengenal jenis kelamin, bisa laki-laki ataupun perempuan.

Gejala-gejala anemia yang terlihat itu dikarenakan sel darah merah yang berfungsi membawa oksigen tidak berumur panjang. Ini karena terjadi kegagalan sintesa rantai globin, sehingga pecah dan tidak terbentuk.
Ada tiga tipe dari Thalasemia, yakni Thalasemia Alfa, Thalasemia Beta dan Thalasemia Gamma. Sementara berdasarkan berat ringannya penyakit terdiri dari minor, minima, intermedia, dan mayor. Jika penyakit sudah mengarah ke mayor, berarti penyakit semakin parah dan membutuhkan penanganan khusus, seperti menjalani transfusi darah seumur hidup.

Untuk tingkat minor, penderita tidak memperlihatkan tanda-tanda penyakit ini, begitu juga dengan tingkat minima dan intermedia. Ini baru bisa diketahui jika telah dilakukan pengecekan di laboratorium. Penderita Thalasemia minor hingga intermedia tidak perlu melakukan transfusi darah, namun juga tidak boleh begitu saja mengabaikan penyakit ini. Mereka sebagai pembawa atau carrier. Jika tidak diketahui lalu menikah dengan pembawa atau carrier lainnya dan memiliki keturunan, maka kemungkinan besar si anak akan menderita Thalasemia mayor.

Thalasemia mayor/Thalasemia Beta mayor (Mediterarranean anemia) inilah yang menggantungkan hidupnya pada transfusi, sebab sel darah merah tidak bisa terbentuk sehingga hemoglobin turun, biasanya hingga dibawah 6. Sementara untuk orang normal hemoglobin diatas 10. Perbaikan kadar hemoglobin (Hb) inilah yang harus dilakukan melalui transfuse agar tidakterjadi gangguan tumbuh kembang dan gangguan organ tubuh lainnya.

Jika transfusi ini dilakukan secara terus menerus, maka tubuh penderita akan kelebihan besi (Fe) dan dapat meracuni tubuh atau dikenal dengan Hemosiderosis. Akibat yang muncul seperti kerusakan jaringan tubuh, disfungsi dan kegagalan organ pada hati (sirosis hepatis), jantung (kardiomiopati, gagal jantung), pankreas dan penyakit lainnya.
Untuk mengatasi kondisi ini diperlukan lagi pengobatan lainnya yang berfungsi untuk mengeluarkan kadar besi dan tentunya memakan biaya yang cukup besar. Penyakit Thalasemia ini tidak bisa disembuhkan, namun tetap bisa diantisipasi.

Selama ini, pemeriksaan premarital kurang menjadi prioritas bagi calon pasangan yang akan menikah. Mereka lebih memikirkan persiapan prewedding dan persiapan lainnya. Padahal perkawinan sesama pembawa sifat Thalasemia menjadi penyebab utama munculnya penderita Thalasemia. Nah, untuk mencegahnya cara satu-satunya adalah melakukan premarital. Pemeriksaan kesehatan sebelum menikah sangatlah penting untuk memastikan tidak ada sesama pembawa sifat Thalasemia menikah. Jika sampai menikah, potensi melahirkan penderita Thalasemia sebesar 25 persen. Karena, pembawa sifat Thalasemia, khususnya Thalasemia minor baru bisa diketahui dari pemeriksaan laboratorium.

Pemeriksaan premarital janganlah diabaikan, sebab jika telah menikah dan memiliki anak yang ternyata penderita Thalasemia, maka penyakitnya tidak bisa disembuhkan serta harus memiliki perawatan khusus. Biaya yang dikeluarkan untuk perawatan penderita ini juga sangat besar. Sementara jika sudah terlanjur memiliki anak yang menderita Thalasemia, pihak keluarga harus memberikan perhatian lebih, khususnya bagi anak yang masih sekolah.dan pihak sekolah harus diberitahu tentang kondisi anak, sehingga ada batasan untuk mengikuti kegiatan diluar karena si anak akan cepat lelah.

Guru harus bisa memahami apabila si anak sering tidak dapat mengikuti kegiatan belajar mengajar. Sesama orang tua penderita juga perlu saling berdiskusi untuk saling member saran dan support demi kebaikan kondisi anak.
Orang tua yang memiliki anak yang menderita Thalasemia terutama Thalasemia mayor, harus selalu waspada dan memperhatikan gejala serta perubahanyang terjadi pada anaknya. Jika didapatkan anaknya tampak pucat dan lemas yang disertai badan panas, sebaiknya segera dibawa ke Rumah Sakit atau Puskesmas.

Karena penderita Thalasemia mayor sangat tergantung dengan transfusi darah, untuk makanan sehari-hari juga harus diperhatikan. Jangan memberikan makanan yang mengandung zat besi tinggi seperti telur, daging merah, hati dan sayur bayam. Hal itu malah akan menambah kelebihan besi dalam tubuh penderita. Begitu juga jika akan memberikan susu pada penderita, perlu diperhatikan kandugan zat besinya. Sebaiknya cari susu yang kandungan zat besinya rendah sekali, karena secara normal, pengeluaran besi dari tubuh sedikit sekali. Jadi tindakan transfusi dapat menyebabkan penumpukan besi dalam tubuh penderita.

Didapat dari berbagai sumber……