Selama
ini masih belum ada yang mengalahkan Air Susu Ibu sebagai minuman terbaik bagi
bayi. Namun masih saja ada ibu-ibu yang masih enggan memberikan ASI kepada buah
hatinya dengan berbagai alasan tertentu. Alasan tidak keluarlah, atau alasan
bahwa payudaranya kecil. Apa anda pernah mendengar bahwa wanita dengan payudara
kecil tidak memiliki ASI yang cukup untuk buah hatinya? Atau begitu pula
sebaliknya bahwa bagi wanita yang mempunyai ukuran payudara yang besar mempunyai
stok ASI yang melimpah buat buah hatinya? Atau ada pendapat bahwa payudara yang
mempunyai puting yang kecil tidak akan bisa menyusui bayi? Ternyata anggapan
tersebut hanyalah sebuah mitos yang salah kaprah.
Berapapun
ukuran payudara dan bentuk puting yang bagaimanapun bagi ibu yang habis
melahirkan, tetap saja bisa menyusui dan ASI tetap bisa keluar. Namun ada
pengecualian yakni bagi wanita yang habis melahirkan yang telah mengalami
pengangkatan payudara. Hal itu mungkin bisa disebabkan oleh putusnya kelenjar
air susu pada waktu operasi tersebut.
ASI
bisa keluar dan tidak tersebut dipengaruhi oleh dua hormon. Jadi bukan karena
ukuran dan bentuk payudara yang dapat mempengaruhi sedikit banyaknya ASI yang
dihasilkan. Atau pengaruh dari makanan atau minuman yang sering disebut untuk
memperlancar ASI. Kedua hormon tersebut adalah hormon prolaktin dan hormon
oksitosin. Nah, kedua hormon inilah yang harus dimiliki oleh wanita menyusui agar ASI bisa keluar
dengan lancar.
Untuk
itu, bagi wanita yang melahirkan, janganlah panik ketika produksi ASI tidak
lancar. Langkah yang harus dilakukan adalah terus susui bayi dan lakukan
pemerahan pada saat tidak menyusui agar produksi ASI bisa meningkat. Hormon
prolaktin bisa di stimulasi dengan cara dihisap bayi atau diperas atau
istilahnya memerah ASI. Semakin sering dihisap, maka ASI akan semakin lancar
keluarnya. Hormon lain yakni hormon oksitosin. Hormon ini biasa disebut dengan
hormon kebahagiaan, karena hormon ini diperoleh pada saat kondisi wanita yang
menyusui tersebut dalam keadaan bahagia. Jadi pada saat menyusui, seorang
wanita tidak boleh stress dan harus dalam keadaan enjoy dan senang jika ingin
produksi ASI-nya bertambah.
Dalam
menyusui, tidak hanya membutuhkan semangat dari seorang ibu, melainkan juga
perlu memperhatikan posisi dalam menyusui si buah hati. Posisi yang salah dapat
menyebabkan ASI yang diberikan kepada banyi menjadi berkurang, dan juga bisa
menyebabkan payudara ibu menjadi lecet. Banyak wanita yang belum mengetahui
dengan benar bagaimana posisi menyusui bayi dengan benar, dan ini membuat
seorang wanita tersebut tidak nyaman dalam menyusui dan akhirnya berakibat pula
pada produktifitas ASI.
Posisi
yang benar dalam menyusui adalah ibu dan bayi sejajar atau berhadapan. Kepala,
dada, dan perut bayi harus menghadap ke tubuh ibu. Selain itu, perlekatan atau posisi
mulut bayi melekat ke puting ibu harus juga benar. Karena jika ini semua
dilakukan dengan benar, maka kecukupan ASI kepada bayi akan tercapai. Tanda
kecukupan bayi dalam memperoleh ASI bisa ditandai dengan seberapa sering bayi
buang air kecil? Paling tidak minimal 6 kali buang air kecil.
Kesalahan-kesalahan yang banyak ditemui dalam proses menyusui adalah bayi
menghadap ke atas, kemudian kepala atau mulut bayi menengok ke dada ibu.
Padahal posisi tersebut juga tidak nyaman buat si bayi. Saat bayi menengok,
puting tidak masuk semua, sehingga puting menyentuh ke langit-langit mulut
bayi. Nah ini pula yang menyebabkan puting menjadi lecet. Selain itu ASI yang
masuk juga kurang dan membuat bayi tidak kenyang-kenyang, padahal sudah disusui
dalam waktu yang lama.
Dengan
adanya kesalahan posisi tersebut, atau perlekatan yang salah, berat badan bayi
juga lambat bertambah dan akhirnya menjadi alasan untuk menambahkan susu
formula kepada bayi. Hal ini sungguh sangat disayangkan. Tidak ada batasan
berapa kali si bayi harus disusui dalam sehari. Dan itu tergantung pada si
bayi. Jika lapar, maka harus disusui. Berbeda dengan bayi yang diberi susu
formula, bayi yang menyusu secara eksklusif memang lebih sering menyusu atau
mudah merasa lapar, karena ASI memang mudah dicerna. Lain halnya dengan susu
formula yang kandungannya membutuhkan waktu yang lama untuk dicerna oleh bayi.
Dengan
begitu, maka jangan mudah menyerah, karena pada dasarnya semua wanita yang
melahirkan tersebut semuanya bisa menyusui. Dan jangan lupa, berikan pula ASI
eksklusif selama 2 tahun, karena ASI merupakan makanan terbaik buat bayi.
Didapat dari berbagai
sumber…..
No comments:
Post a Comment