Di berbagai kasus kelainan gigi,
struktur gigi yang menjorok ke depan adalah kasus yang paling banyak ditemui.
Alhasil, penanganannya pun dicari yang paling umum, yakni dengan memasang behel
atau kawat gigi. Tren menggunakan behel atau kawat gigi meningkat tajam sejak
beberapa tahun yang lalu. Apalagi sekarang tren itu sudah merebak ketika para
artis idola juga ikut menggunakannya. Selain menambah kesan imut, pemasangan
behel memang berguna untuk memperbaiki masalah gigi yang menonjol ke depan.
Tetapi yang perlu diperhatikan adalah syarat utama untuk memasang kawat gigi
pada anak adalah dengan melihat kondisi gigi. Yang pasti yaitu gigi susu sudah
harus berganti dengan gigi permanen. Disamping itu, pemasangan ini harus atas
keinginan si kecil, agar si kecil tetap merasa nyaman-nyaman saja, dan bukan
paksaan dari orang tua. Soalnya efek dalam minggu pertama adalah si kecil
merasa tidak nyaman sewaktu makan.
Memperbaiki gigi ketika beranjak
remaja bukanlah hal yang salah. Tetapi masalah ini akan lebih baik jika diatasi
sejak dini. Sebab, sejatinya masalah kelainan struktur dan susunan gigi sudah
bisa dideteksi sejak balita. Biasanya perawatan gigi dimulai sejak usia 12
tahun. Berbagai treatment tentunya harus disesuaikan dengan problem yang
dialami. Sebagai contoh, ditemukan adanya kelainan bentuk pada gigi si kecil.
Dalam kondisi biasa, mungkin bisa diatasi dengan memasang behel. Tetapi pada
anak-anak yang pertumbuhan gigi permanennya belum sempurna, penanganannya biasanya
diawali dengan perwatan tahap pertama atau interseptif. Setelah gigi permanen
lengkap, barulah dilakukan perawatan definitive, yakni dengan memasang kawat
gigi. Pemasangan kawat gigi harus berdasarkan dengan rekomendasi dokter.
Mengingat kondisi tulang pada anak-anak lebih lunak daripada orang dewasa. Jika
salah pada awalnya, maka hal itu akan berpengaruh hingga dewasa kelak.
Untuk menghindari rasa tidak
nyaman di mulut, disarankan menkonsumsi makanan yang bertekstur lembut. Sebagai
contoh bubur atau makanan yang mengandung kuah. Karena makanan yang keras akan
mempermudah lepasnya behel. Jangan lupa, setelah memasang behel, harus secara
rutin control ke dokter gigi. Paling tidak dua minggu sekali untuk memantau
kondisi gigi si kecil secara medis. Dan kawat gigi jangan dipasang terus
menerus, jika kondisi gigi sudah rapi.
Masalah lain soal gigi adalah
penyempitan rahang atas yang parah. Kondisi tersebut dapat diatasi dengan
pelebaran lengkung rahang atas dengan menggunakan alat ekspansi. Atau bisa juga
adanya gangguan pertumbuhan rahang yang menimbulkan efek serupa. Yaitu, rahang
atas terlalu kecil jika dibandingkan dengan rahang bawah. Pemecahan masalahnya
adalah dengan melebarkan rahang atas dan penarikan rahang atas ke depan dengan
menggunakan alat orthodontic extra oral yang dikenal dengan face mask. Bila bentuk rahang bawah kecil, disarankan
untuk memasang alat myofunctional yang dinamakan twin block. Fungsi dari alat
ini adalah merangsang pertumbuhan rahang bawah ke depan. Kasus-kasus tersebut
akan lebih efektif jika dilakukan pada anak pada masa pertumbuhan. Sebab,
kebiasaan buruk pada anak-anak bisa juga mengakibatkan kelainan. Sebagai
contoh, kebiasaan menghisap ibu jari yang secara tidak disadari dapat
mengakibatkan gigi menjadi tonggos.
Kebiasaan-kebiasaan tersebut
sebenarnya bisa dihentikan. Sebagai misal, si kecil yang hobi mendorong lidah
ke depan yang dapat mengakibatkan timbulnya celah antara gigi bawah dan gigi
atas. Kebiasaan itu bisa diatasi dengan memberikan habit breaker. Fungsinya untuk
menghalangi anak melakukan kebiasaan buruknya. Bila kebiasaan itu tidak
dilakukan lagi, maka gigi-gigi tersebut akan bergerak kea rah normal kembali.
Sebaiknya perawatan gigi
dilakukan sejak masih anak-anak, tidak saja baik buat penampilan, tetapi juga
bagi kesehatan si kecil. (MSH)
No comments:
Post a Comment