Ternyata masih
ada 23 BUMN yang merugi
Jakarta
– Rekapitulasi Laporan Keuangan Perusahaan Milik Pemerintah 2011 telah selesai
dirampungkan pihak Kementrian Badan Usaha Milik Negara. Ternyata hasilnya
melampaui target yang telah ditetapkan. Hasil rekapitulasi tersebut naik tajam
dibandingkan dengan target . “Realisasi pastinya adalah 123,9 triliun”,
lanjutnya. Hasil ini meningkat 19,24 persen dari perolehan tahun 2010 yang
hanya Rp 103,9 triliun.
Perusahaan
milik negara yang termasuk penyumbang terbesar adalah Pertamina dan PLN sekitar
Rp 28,28 triliun. Selanjutnya adalah BUMN yang telah Tbk dari sektor perbankan sekitar
Rp 34,70 triliun. Kemudian peringkat ketiga disumbang oleh BUMN Tbk non
perbankan Rp 35,62 triliun. Kemudian BUMN yang lain menyumbang Rp 25,31 triliun
lanjut Wahyu.
Sepanjang
tahun 2011, BUMN berhasil meraup omzet Rp 1.387,66 triliun dari sisi revenue
(penjualan), Disini Pertamina dan PLN menyumbang pendapatan terbesar, yaitu
sebesar Rp 798,69 triliun, kemudian BUMN Tbk sektor Perbankan Rp 127,06
triliun, BUMN Tbk Non Perbankan Rp 244,18 triliun dan BUMN yang lain sebesar Rp
249,57 triliun.
Dengan
hasil tersebut, Kementrian BUMN menyatakan masih harus bekerja keras untuk
mengentaskan BUMN-BUMN yang lain yang masih merugi. Tercatat dalam 2011, masih
ada 23 BUMN yang masih merugi. Kerugian tersebut mencapai Rp 3,23 triliun.
Disini didapat data dari Kementrian BUMN bahwa kerugian terbesar pada tahun
2011 dalah PT. PAL Indonesia dengan kerugian Rp 1,17 triliun, kemudian disusul
oleh PT, Merpati Nusantara sekitar Rp 778,6 miliar, PT. DI (Dirgantara
Indonesia) Rp 356,52 miliar, PT. Danareksa Rp 317,02 miliar, PT, Bahana PUI Rp
187,76 miliar, PTPN (PT. Perkebunan Nusantara) XIV Rp 113,38 miliar. Dan yang
terakhir adalah PT. Kertas Leces Rp 84,97 miliar.
Tidak
mudah menyehatkan BUMN-BUMN yang sakit dalam waktu singkat. Hal tersebut diakui
oleh Pandu Djayanto, Deputi Menteri BUMN Bidang Restrukturisasi dan Perencanaan
Strategis, BUMN-BUMN tersebut diminta untuk lebih efisien lagi dan menggenjot
bisnis yang dapat meningkatkan penghasilan. Wahyu mengatakan, untuk target
tahun 2012 berdasar RKAP (Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan), BUMN
menargetkan perolehan pendapatan sebesar Rp 1.495,68 triliun. “Dan laba bersih,
kami targetkan Rp 145,56 triliun”, lanjutnya menegaskan. Bisnis ini nantinya
akan mendapat sokongan dana belanja investasi Rp 217,3 triliun. Pemerintah
berharap dapat meraup dividen hingga Rp 30,7 triliun untuk kinerja pada tahun
2012. Wahyu juga menambahkan, bahwa penerimaan dividen tahun lalu sebenarnya
bisa bertambah karena pemerintah belum memasukkan setoran dari PT, Krakatau
Steel, Tbk yang mencapai Rp 956 miliar yang berasal dari kapitalisasi laba yang
diperoleh dari Januari hingga September 2011.(MSH)
No comments:
Post a Comment