Sugeng Rawuh Wonten Blog-ipun Piyantun Ndeso nanging Radi Cerdas............

Thursday, July 11, 2013

TBC (Tuberculosis), Deteksi dan Tanggulangi !


TBC bukanlah batuk yang biasa dan bisa menyebar ke organ lain

Jika kita menderita batuk secara terus menerus, maka kita harus bertindak secara cepat untuk mendeteksinya, apakah batuk yang kita derita itu termasuk TBC atau tidak. Penyakit yang awalnya menerang paru-paru ini juga bisa menyebar ke organ lain jika tidak segera ditangani dan tidak tepat cara menanganinya.

TBC atau TB adalah penyakit menular yang merupakan infeksi serius yang mempengaruhi paru-paru penderita. Penyakit TBC atau TB ini disebabkan oleh bakteri mycobacterium tuberculosis yakni kuman atau bakteri yang ditularkan melalui udara.
Bakteri penyebab TBC atau TB ini dapat menyebar dari satu orang ke orang yang lain melalui droplet infection. Apa itu droplet infection? Yakni tetesan kecil yang dilepaskan ke udara lewat bersin dan batuk. Dan ini akan menjadi berbahaya jika selalu masuk dan terkumpul dalam paru-paru. Bakteri ini akan berkembang biak dengan cepat pada tubuh yang mempunyai daya tahan tubuh rendah.

Untuk saat ini infeksi TBC masih sering terjadi dan menyerangnya juga pada manusia dari mulai anak-anak hingga orang dewasa. Penyakit ini sebagian muncul karena HIV, virus yang menyebabkan AIDS. Mengapa? Karena HIV melemahkan sistem kekebalan tubuh seseorang sehingga tidak bisa melawan kuman TBC.
Jika TBC atau TB ini tidak tertangani secara tepat, bakteri bisa menyebar ke organ tubuh yang lain seperti otak. Ini bisa menyebabkan meningitis dan sunsum tulang belakang. Sebenarnya, meski tubuh dapat menjadi tempat bagi bakteri yang menyebabkan TBC atau TB, sistem kekebalan yang terdapat dalam tubuh biasanya dapat melakukan perlawanan sehingga tidak sampai menjadi penyakit.

Penyakit TBC atau TB dapat dikategorikan menjadi dua bagian, yakni TBC laten dan TBC aktif. Pada TBC laten, seseorang memiliki infeksi TBC, namun bakteri dalam tubuh tidak aktif serta tidak menimbulkan gejala. Biasanya sering disebut juga TBC tidak aktif atau infeksi yang tidak menular. Akan tetapi TBC jenis ini tetap harus diwaspadai karena dapat berubah menjadi TBC aktif. Maka dari itu, pengobatan penting bagi TBC laten untuk membantu mengendalikan penyebarannya. Diperkirakan penduduk didunia sepertiganya mengalami TBC jenis ini.
Untuk TBC aktif adalah kondisi yang membuat seseorang sakit dan bisa menular kepada orang lain. Ini dapat terjadi di minggu-minggu pertama setelah terinfeksi bakteri atau beberapa tahun kemudian. Banyak orang yang tidak menyadari jika dirinya sedang mengalami gejala TBC dan bingung dalam membedakannya dengan penyakit lain. Mengapa seperti itu? Sebab tidak mudah untuk mengenalinya. Ini mengingat gejala penyakit ini dimulai secara bertahap dan berkembang dalam jangka waktu beberapa minggu hingga berbulan-bulan. Bahkan, gejalanya sering tidak muncul sampai penyakit ini berkembang.

Tindakan mengidentifikasi gejala sedini mungkin dapat membantu seseorang mencegah terjadinya komplikasi. Gejalanya antara lain yaitu batuk lebih dari dua minggu, berat badan cenderung menurun, nafsu makan turun, berkeringat di malam hari, badan hangat dan kadang disertai batuk berdarah.
Di Indonesia, TBC atau TB ini masih sering dijumpai. Keterlambatan dalam menegakkan diagnose dan ketidakpatuhan dalam menjalani pengobatan akan berdampak buruk bagi penderitanya. Hal ini terjadi karena pasien TBC atau TB akan menularkan penyakitnya pada lingkungan sekitar sehingga jumlah penderita yang terjangkit juga akan semakin bertambah.
Penyakit TBC atau TB ini memerlukan pengobatan yang tuntas. Apabila dalam penanganannya tidak tuntas, maka hal tersebut akan menjadi fatal akibatnya. Penderita TBC aktif harus minum beberapa jenis obat selama berbulan-bulan untuk membasmi infeksi dan mencegah perkembangan resistensi antibiotik. Namun sayang, saat ini penderita TBC atau TB kerap mengalami resistensi terhadap obat yang diberikan. Ini karena sebelumnya mereka tidak melakukan pengobatan secara tuntas. Mereka hanya minum beberapa saat. Setelah merasa agak baikan, pengobatan dihentikan.

Memutuskan penghentian untuk meminum obat sebelum obat habis atau minum obat tanpa resep dari dokter membuat kuman atau bakteri penyebab TBC tidak mati, bahkan akan menjadi kebal. Inilah yang bisa disebut dengan MDR atau multi drugs resistance. Jika hal ini terjadi, maka pengobatan yang dilakukan terhadap penderita akan lebih berat lagi dan akan membutuhkan biaya yang berlipat ganda.
Untuk itu, maka penderita harus patuh terhadap aturan minum obat. Dan hal ini agar penyakit tersebut tidak menular kepada orang lain dilingkungan si penderita. Untuk mencegah terjadinya resistensi tersebut, pemerintah telah memberikan program DOTS (direct observe treat short) untuk penderita TBC atau TB. Ini merupakan pengobatan jangka pendek dengan pengawasan langsung dari dokter. Pengobatan ini dilakukan selama enam bulan berturut-turut dan kemudian dievaluasi oleh dokter apakah perlu dilanjutkan atau sudah bisa dihentikan.

Ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan resiko terkena TBC. Faktor tersebut antara lain :
Internasional Koneksi
Resiko ini lebih tinggi bagi orang-orang yang tinggal di atau melakukan perjalanan ke negara-negara yang memiliki tingkat tuberculosis tinggi seperti : India, China, Afrika, Meksiko, pulau-pulau di Asia Tenggara dan Mikronesia bagian dari Uni Soviet.
Sistem Imun yang Melemah
Sejumlah penyakit dan obat-obatan bisa melemahkan sistem kekebalan tubuh, seperti penyakit ginjal stadium akhir, diabetes, HIV/AIDS, beberapa kanker, malnutrisi, pengobatan kanker, usia masih sangat muda atau usia lanjut, obat mencegah penolakan tranplantasi organ.
Tempat Tinggal atau Tempat Kerja
Kontak secara teratur dengan orang-orang yang sakit dapat meningkatkan peluang anda terkena TBC. Kenakan masker dan sering mencuci tangan untuk mengurangi resiko.
Tinggal atau Bekerja di Fasilitas Rumah Perawatan
Orang yang tinggal atau bekerja di penjara, panti jompo, beresiko terkena TBC. Ini karena resiko lebih tinggi dengan kurangnya ventilasi.
Kemiskinan dan Penyalahgunaan Zat
Jika anda berpenghasilan rendah atau tetap, tinggal didaerah terpencil, anda kurang akses ke perawatan medis yang diperlukan untuk mendiagnosa dan mengobati TBC. Sedangkan penyalahgunaan zat dalam jangka panjang seperti alkohol atau narkoba yang membuat sistem kekebalan tubuh melemah dan membuat orang rentan terhadap TBC.

Gejala-gejala TBC antara lain :
-     Berat badan turun dengan tidak jelas faktor penyebabnya
-     Kelelahan
-     Demam
-     Batuk. Pada tahap selanjutnya, batuk bisa menghasilkan dahak berwarna abu-abu atau kuning yang bisa bercampur dengan darah
-     Panas dingin
-  Berkeringat di malam hari adalah salah satu cara tubuh melindungi dari penyakit. Berkeringat di malam hari dapat dimulai dengan demam dan akhirnya menyebabkan keringat berlimpah diikuti dengan menggigil
-    Urine yang berubah warna menjadi kemerahan atau keruh. Ini merupakan gejala yang muncul pada tahap selanjutnya
-     Kehilangan nafsu makan

Didapat dari berbagai sumber….

No comments:

Post a Comment