Sugeng Rawuh Wonten Blog-ipun Piyantun Ndeso nanging Radi Cerdas............

Friday, November 2, 2012

Parenting : Cara Ideal Mendidik Anak


Tempat pertama untuk mendidik anak adalah keluarga. Disini peranan orang tua dalam pembentukan karakter mereka sangat penting. Mulai dari cara mengasuh mereka, aturan-aturan yang diterapkan dalam keluarga, interaksi antar anggota keluarga, itu semua menentukan perkembangan si anak.

Ada empat gaya yang populer dalam pengasuhan anak. Yang pertama yaitu gaya pengasuhan otoriter yaitu dengan membatasi dan menghukum, menuntut anak untuk menuruti  perintah orang tua dan tidak memberikan peluang yang ada kepada anak untuk menyampaikan pendapatnya. Gaya yang kedua yaitu gaya otoritatif, yaitu gaya yang mendorong anak untuk mandiri, namun masih menetapkan batas dan pengendalian terhadap perilaku anak. Gaya ini menunjukkan kehangatan dan kasih sayang kepada anak. Cara yang ketiga yaitu permissive-indifferent. Disini orang tua tidak terlibat dalam kehidupan si anak. Keberadaan si anak seolah-olah tidak penting bagi orang tua.Kemudian yang terakhir adalah gaya mendidik permissive-indulgent. Gaya yang terakhir ini menempatkan orang tua yang sangat terlibat dengan kehidupan si anak, tetapi menetapkan sedikit kendali atau batasan-batasan kepada si anak. Anak tidak belajar untuk mengendalikan diri dan selalu keinginannya dipenuhi. Dari keempat gaya mendidik tersebut, yang ideal untuk diterapkan adalah gaya mendidik otoritatif karena kontrol orang tua dan penerimaan terhadap anak seimbang.

Untuk penerapan dari gaya mendidik tersebut lebih mudah apabila antara ayah dan bunda sejalan atau kompak. Yang menjadi masalah itu jika penerapan antara ayah dan bunda berbeda gaya mendidiknya. Misal, Bunda menerapkan disiplin dan aturan-aturan dalam keluarga, sedangkan ayah cenderung permisif. Itu yang akan membuat kebingungan pada si anak. Orang tua harus mempunyai kesepakatan atas pola asuh yang akan diterapkan, saling mengisi dan berbagi peran. Karena mendidik anak bukan tanggungjawab bunda saja, ataupun sebaliknya. Ayah dan bunda mempunyai peran yang sama. Saling mengisi tersebut bukan berbeda dalam gaya pengasuhan. Jika gaya pengayuhan berbeda, maka anak akan cenderung memilih orang tua yang menerapkan gaya yang mereka anggap paling longgar. Yang diperlukan dalam mengasuh anak itu bukan bagaimana anak itu menjadi takut kepada orang tuan, melainkan bagaimana anak memiliki pengendalian diri yang bagus serta tetap dekat dengan kedua orang tuanya.

Jika ayah bekerja sedangkan bunda adalah ibu rumah tangga sehingga intensitas waktunya lebih banyak bersama anak, ayah tetap harus berperan dalam menerapkan pola asuh untuk anak. Kerjasama antara ayah dan bunda bisa dilakukan dalam hal apa saja. Sebagai contoh, ayah membantu anak dalam hal belajar, sedangkan ibu yang memperhatikan kesehatan si anak. Kuncinya adalah konsistensi orang tua dalam penerapan pola pengasuhan anak serta kesepakatan keduanya dalam mendidik  anak. Apabila kedua orang tua bekerja dan yang mengasuh anak adalah kakek atau neneknya, atau pengasuh, komunikasikan dengan mereka mengenai gaya pengasuhan yang harus diterapkan.

Menyayangi anak tidak harus dengan memanjakan anak atau bersikap yang permisif, bukan pula menjadi pengatur hidup anak tanpa memberikan kesempatan kepada mereka untuk menyampaikan pendapat (otoriter). Komunikasi antara orang tua dan anak sangat mutlak diperlukan. Terkadang orang tua sudah merasa memberikan kasih sayang kepada anak, tetapi apakah anak sudah merasakan kasih sayang tersebut?

Ada bahasa cinta yang kerap diterapkan yakni waktu yang berkualitas, kata-kata positif, sentuhan fisik, pelayanan serta pemberian reward/penghargaan. Waktu yang berkualitas membuat komunikasi antara orang tua dan anak terjalin, kata-kata pujian juga akan membuat anak lebih percaya diri terbentuk, sedangkan sentuhan fisik juga diperlukan sebagai bentuk perhatian orangtua kepada anak. Kemudian pelayanan, yang dimaksud disini  adalah peran orang tua membantu anak dalam batasan yang wajar. Kemudian yang terakhir adalah pemberian reward atau hadiah. Tidak harus mahal yang penting anak bisa berkesan. Jika pola ini bisa diterapkan, diharapkan anak bisa mandiri dan bertanggungjawab.

Didapat dari berbagai sumber……………

No comments:

Post a Comment