Diabetes juga mengancam !
Lazim
jika seorang anak menyukai makanan manis atau pecinta gula sejati. Apabila
dikonsumsi secukupnya sangatlah wajar. Yang berbahaya itu apabila makanan manis
atau gula itu dikonsumsi secara berlebihan. Makanan-makanan yang manis adalah
favorit anak-anak. Mulai dari es krim, cokelat, permen dan berbagai makanan
manis lainnya. Yang dimaksud disini adalah makanan yang mengandung gula
tambahan bukan makanan yang mengandung gula alami seperti yang terkandung dalam
sayuran dan buah-buahan.
Terkadang
kita sebagai orang tua membiarkan anak mengkonsumsi makanan manis dan terkadang
hal tersebut kita lakukan untuk mengalihkan perhatian ke anak yang sering
rewel. Jangan terlalu sering untuk dilakukan ! Itu bisa menimbulkan berbagai
macam penyakit pada si anak.
Anak-anak
diperbolehkan untuk mengkonsumsi gula tambahan pada usia 1 tahun ke atas. Untuk
anak usia dibawah satu tahun, hanya diperbolehkan untuk mengenalkan rasa alami
dari makanan biar tidak pilih-pilih makanan yang akan dimakannya. Jika kita
sering memberinya makanan dengan gula tambahan, maka anak menjadi susah makan
dengan rasa yang lain.
Dalam
ilmu gizi, gula digolongkan menjadi dua jenis yakni gula sederhana (simple sugar) dan gula kompleks (complex sugar). Gula sederhana tersebut
tidak mengandung zat-zat gizi lainnya seperti vitamin dan mineral. Gula
sederhana ini terdapat pada buah (fruktosa),
gula pasir (sukrosa), sirup jagung,
gula merah, madu, dsb. Sedangkan Gula ini banyak dipakai dalam makanan termasuk
yang sering dikonsumsi anak-anak yakni susu, jeli, soda, permen, dll. Sedangkan
gula kompleks adalah gula yang terdiri dari banyak gugus gula yang memiliki zat
gizi lain sperti pada gandum, singkong, sayuran dan pada nasi yang kita makan.
Gula
memang dibutuhkan oleh tubuh, tetapi jika konsumsinya secara berlebihan, maka
hal tersebut akan menimbulkan karies gigi, obesitas, bahkan bisa juga diabetes
pada anak. Karies gigi ini terjadi karena anak terlalu sering mengkonsumsi
makanan manis dan lengket. Juga tidak terbiasa dengan kegiatan berkumur. Selain
itu, makanan yang mengandung gula tambahan akan meningkatkan kadar gula darah
naik dalam sekejap. Ini yang akan menyebabkan terjadinya fluktuasi kadar gula
darah yang akan mengakibatkan tidak stabilnya pasokan energi ke otak sehingga
membuat menurunnya kemampuan konsentrasi, kelelahan dan mudah tersinggung.
Kandungan
gula dalam makanan olahan bisa menimbulkan turunnya kemampuan otak dan juga
beresiko tinggi mengalami obesitas Selain itu sifat gula yang menenangkan
membuat tubuh mudah mengantuk selama beberapa jam setelah makan. Yang perlu
diperhatikan adalah, tubuh manusia membutuhkan waktu yang lama untuk mencerna
makanan manis yang mengandung gula dan lemak hingga kinerja otak akan melambat.
Konsumsi gula yang berlebihan juga akan mengganggu penyerapan zat-zat gizi
lainnya, sistem kekebalan tubuh menjadi tertekan, juga penurunan kemampuan
tubuh mengatur kadar gula didalam darah.
Harus
ada pengawasan agar konsumsi gula pada anak bisa seimbang. Karbohidrat yang
masuk dalam tubuh harus seimbang dengan energi yang dikeluarkannya. Sesuai
dengan rekomendasi World Health
Organization (WHO), asupan gula tambahan tidak boleh melebihi 10 persendari
total energi atau kalori yang dikonsumsi oleh anak. Lebih dari itu, maka anak
akan beresiko mengalami kegemukan atau obsitas yang tinggi. Jika sudah
obesitas, maka resiko terkena penyakit degenerative juga akan meningkat seperti
diabetes hingga penyakit jantung.
Angka Kecukupan Gizi (AKG) untuk anak yang berusia 1-3 tahun
memerlukan 1.000 kalori setiap harinya. Itu berarti mereka hanya boleh mengasup
gula 100 kalori yang setara dengan 25 gram atau 5 sendok teh. Sementara untuk
anak yang berusia 4-6 yahun yang kebutuhan kalorinya sekitar 1.550 kalori,
asupan gula tambahannya seharusnya hanya sekitar 7,7 sendok teh setiap harinya.
Berarti disini orang tua harus belajar berhitung kebutuhan karbohidrat anak dan
gula yang dikonsumsi oleh anak. Untuk makanan atau minuman dalam kemasan,
perhatikan serta cek komposisi produk di kemasannya. Jadi bisa juga beri alternatif
makanan seperti buah kering, buah segar, cokelat dengan mutu tinggi yang
terbuat dari bubuk kakao dan yogurt buah. Makanan manis ini mengandung serat
dan protein yang dapat mengurangi kadar dampak gula dan mengandung pula vitamin
serta mineral alami.
Biasakan
pula dengan pola makan yang benar pada si anak. Ajak anak lebih banyak
beraktifitas daripada hanya berdiam diri. Ini dilakukan untuk membakar
karbohidrat atau gula agar tidak terjadi kegemukan. Ajari anak dengan
berolahraga secara teratur dan hindari pola hidup dengan aktifitas fisik yang
jarang. Jadi orang tua harus memberi contoh terlebih dahulu.
Didapat dari berbagai
sumber….