Ketika
manusia sudah semakin uzur bukan berarti kondisi kesehatannya juga ikut
menurun. Perlu diperhatikan pola makan untuk lansia agar nafsu makan tetap
terjaga dan tentunya juga tetap harus dipilih makanan yang tepat untuk mereka.
Jadi masa lansia tidak harus loyo, tetapai masa yang penuh dengan semangat,
produktif dan energik.
Departemen
Kesehatan menggolongkan lansia menjadi tiga kelompok umur. Yang pertama adalah
kelompok lansia dini (usia 55-64 tahun). Kelompok ini termasuk kelompok yang
baru memasuki masa lansia. Kelompok kedua adalah kelompok lansia yang berusia
65-70 tahun, dan kelompok yang ketiga adalah lansia yang berusia lebih dari 70
tahun. Perubahan usia juga akan mempengaruhi nafsu makan seseorang. Itu disebabkan
dengan adanya perubahan fisiologis. Seperti perubahan pada panca indera, esofagus, dan lambung.
Perubahan
panca indera terutama pada “rasa” terjadi karena sekresi saliva atau air ludah
berkurang hingga 75 persen yang akibatnya terjadi pengeringan di rongga mulut.
Sensitivitas terhadap rasa akan berkurang, terutama rasa manis dan asin.
Keadaan ini akan mempengaruhi nafsu makan dan dengan demikian asupan gizi juga
juga akan terpengaruh. Kejadian seperti ini biasanya dimulai pada usia 70
tahun, diikuti dengan penurunan fungsi indera penciuman, penglihatan dan
pendengaran.
Adanya
perubahan fisik yang juga berhubungan dengan nafsu makan adalah esofagus atau kerongkongan. Lapisan otot
polos esofagus dan sfingter gastro esophageal mulai melemah
yang akhirnya akan menyebabkan gangguan kontraksi dan refluk gastrointestinal (aliran balik pada makanan dan asam lambung
menuju mulut melalui kerongkongan) spontan. Sehingga terjadi kesulitan menelan
dan makan menjadi tidak nyaman. Selain itu kerja lambung juga ikut menurun,
sehingga pengosongan lambung berjalan lebih lambat sehingga orang lanjut usia
akan makan lebih sedikit karena lambung terasa penuh, yang akibatnya terjadilah
anoreksia. Absorbsi atau peneyrapan zat gizi berkurang dan produksi asam
lambung menjadi lebih sedikit untuk mencerna makanan.
Lansia
yang usianya diatas 60 tahun, sekresi HCl dan pepsin berkurang, akibatnya
absorbs protein, zat besi dan vitamin menjadi berkurang. Terjadi pertumbuhan
berlebih dari bakteri sehingga terjadi penurunan faktor pembentuk yang juga
membatasi penyerapan vitamin B12, penurunan sekresi asam lambung dan enzim
pankreas, fungsi asam empedu menurun
menghambat pencernaan lemak dan protein. Selain itu terjadi pula
malabsorbsi lemak dan diare.
Karena
adanya perubahan nafsu makan, maka diperlukan pola makan khusus untuk memenuhi
asupan gizi seimbang yang diperlukan tubuh. Kurang selektif memilih makanan,
ditambah melemahnya daya serap saluran pencernaan akan memicu ketidakseimbangan
asupan protein, lemak dan karbohidrat.Selain itu juga bisa kekurangan vitamin
dan mineral. Lansia harus memperbanyak makan sayuran dan buah. Hal ini perlu
dilakukan untuk menghindari konstipasi
(susah buang air besar) yang sering dikeluhkan oleh para lansia. Dengan
mengkonsumsi buah dan sayur yang kaya akan serat, maka hal itu akan menjadikan
buang air besar semakin mudah. Untuk buah-buahan, utamakan buah yang bisa
dimakan dengan kulitnya karena seratnya lebih banyak. Dengan mengkonsumsi buah
dan sayuran, sebenarnya lansia tidak perlu lagi mengkonsumsi suplemen makanan.
Selain
buah dan sayuran, para lansia harus lebih banyak minum air putih. Kebutuhan
air, yakni 1.500-2.000 ml atau setara 6-8 gelas per hari. Air menjalankan
fungsi tubuh, mencegah timbulnya penyakit di saluran kemih seperti kencing batu,
batu ginjal, dan lain sebagainya. Air juga berfungsi sebagai pelumas untuk
tulang dan engselnya. Jadi bila tubuh kekurangan cairan, maka fungsi kelenturan
tulang dan daya tahan tubuh juga berkurang. Air juga berguna mencegah sembelit,
karena untuk penyerapan makanan dalam usus membutuhkan air.
Makanan
yang tidak baik yang dikonsumsi untuk lansia yakni makanan yang berlemak tinggi
seperti jeroan, lemak hewan, kulit hewan, santan kental dan makanan gorengan.
Hal itu tidak diperbolehkan karena kebutuhan lemak lansi berkurang dan lansia
juga mengalami perubahan proporsi jaringan lemak. Bukan berarti lansia tidak
boleh mengkonsumsi lemak, namun konsumsi sesuai dengan kebutuhan saja. Lansia
juga harus mengkonsumsi atau kalau bisa menghindari makanan yang mengandung
garam natrium yang tinggi, contohnya garam dapur dan vetsin.
Baca juga artikel berikut :
http://orang-cerdas.blogspot.com/2012/09/pengobatan-alternatif-air-dahsyat-untuk_22.html
Didapat dari berbagai
sumber…………
No comments:
Post a Comment