Aman juga untuk penderita
Diabetes Mellitus
Gambas
atau oyong terkenal dengan rasanya yang segar dan juga tidak asing lagi
ditelinga masyarakat Indonesia. Banyak ibu rumah tangga yang melihat gambas
atau oyong ini sebelah mata. Mereka berpendapat gambas atau oyong hanya sebagai
pelengkap sayur berkuah. Tanaman Gambas atau oyong (Luffa acutangula) merupakan tanaman semusim, tumbuh secara
merambat dan mempunyai batang yang lemah. Dengan bentuk memanjang mirip dengan
mentimun Jepang. Orang Cina menyebutnya dengan siqua, sedangkan orang barat
menyebutnya dengan Chinesse Okra.
Padahal buah gambas atau oyong ini tidak memiliki hubungan kekerabatan dengan Okra.
Daun
dari gambas atau oyong ini berbentuk panjang dan berlekuk-lekuk. Rasa dari
gambas atau oyong ini sangat segar, karena mengandung banyak air dan dipanen
saat buahnya masih muda. Sayuran yang satu ini masuk kedalam suku labu-labuan.
Dan termasuk komoditi sayuran minor karena belum dibudidayakan secara serius.
Gambas
atau oyong ini diduga berasal dari India dan meyebar ke kawasan Asia lainnya,
terutama Cina dan Jepang. Tanaman ini banyak ditemukan di daerah tropis karena
lebih suka musim kemarau daripada musim penghujan dan dapat hidup di dataran
tinggi sampai dengan ketinggian 1.500 meter diatas permukaan laut.
Tanaman
Gambas atau oyong tumbuh subur di daerah pegunungan. Sayangnya tidak semua
orang mengetahui manfaat gambas atau oyong untuk pengobatan berbagai macam
penyakit. Jenis gambas atau oyong yang sering kita temui di pasar adalah dari
varietas Angled Luffa Summer Long,
yang mempunyai kulit keras dan berbelimbing. Adapun bagian dalamnya mirip
sekali dengan spon, empuk dan basah. Inilah jenis yang banyak dikonsumsi.
Padahal sebenarnya masih ada beberapa varietas lain yang tak kalah menariknya
yakni sukini (zucchini) yang mirip
dengan mentimun Jepang atau disebut juga sebagai Edible Luffa dengan tekstur
kulit yang lebih lembut.
Pada
umumnya sayuran banyak mengandung serat, vitamin dan mineral. Namun lain dengan
tanaman gambas atau oyong ini. Meskipun kandungan seratnya setara dengan
sayuran labu, ataupun dengan bayam, kandungan mineral dari gambas atau oyong
ini tidak sebanyak sayur lainnya. Gambas atau oyong ini mengandung pro vitamin
A, vitamin B, dan vitamin C dengan kadar rendah.
Selain
mengandung serat, gambas atau oyong juga mengandung beberapa senyawa kimia yang
baik bagi kesehatan seperti saponin triterpen,
luffein, citruline, cucurbitacin dan sebagainya. Kandungan kalorinya juga
rendah, rata-rata hanya 19 kalori per 100 gram, karena mengandung banyak air.
Selain dimanfaatkan sebagai sayuran, gambas juga memiliki manfaat bagi
kesehatan dan cukup aman bagi penderita diabetes
mellitus karena angka glikemik indeknya yang rendah. Gangguan tenggorokan
dan asma juga dapat disembuhkan dengan mengkonsusi gambas atau oyong. Dapat
juga untuk merangsang pembentukan Air Susu Ibu (ASI) bagi wanita yang sedang
menyusui.
Kandungan
lain yang terdapat dalam gambas atau oyong ini juga mengandung senyawa cucurbitacin yang dapat menurunkan kadar
gula dalam darah dan disebut juga zat anti diabetes. Manfaat lain dari gambas
atau oyong ini juga dapat menyembuhkan panas dalam, desentri, melancarkan
peredaran darah, dan bahkan konon di India, daunnya bisa digunakan untuk obat
desentri, melancarkan air seni, melancarkan haid pada wanita, obat muntah dan
penawar racun ular.
Memilih
gambas atau oyong yang bagus sangatlah mudah. Lihat saja dari penampakan fisik
dan bentuknya. Bila kulitnya masih mulus, teksturnya jika ditekan jari masih
keras, itu menandakan gambas atau oyong masih muda dan layak untuk diolah.
Semakin empuk, berarti oyong semakin tua. Untuk penyimpanan, gambas atau oyong
cukup dibungkus dengan Koran atau kertas dan dimasukkan ke dalam lemari pendingin.
Dengan metode ini, gambas atau oyong dapat bertahan hingga beberapa minggu ke
depan.
Didapat dari berbagai
sumber…..
No comments:
Post a Comment